Tergelincir di Jalan Licin, Kaki Nadus Patah

LARANTUKA, KOMPAS.com - Gara-gara jalan licin dan berlumpur, Bernadus Reo warga Desa Demondei, Adonara, Flores Timur tergelincir, jatuh, dan patah kaki. Longsor di jalan setapak itu membuat ribuan warga pedesaan sulit menuju pasar terdekat.

Nadus demikian sapaan Bernadus Reo adalah petani di desa Mewet, Flores Timur. Setiap hari ia harus ke desa Demondei sepanjang 12 kilometer dengan berjalan kaki, melewati sungai, jurang, dan gunung untuk mengambil hasil pertanian dan perkebunan.

Ketika menghubungi Kompas, Sabtu (19/1/2013) Nadus sedang menjerit kesakitan. Ia mengatakan, saat tergelincir, pria lima putra ini sedang memikul pisang dan kemiri dua karung di punggung.

"Saya menelpon wartawan, hanya minta bantuan lewat media agar pemerintah membantu bangun jalan bagi kami warga pedalaman. Kami sangat menderita. Selama 68 tahun merdeka, kami tidak mendapat perhatian sama sekali," kata Nadus.

Ia mengatakan, ruas jalan Mewet - Demondei hanya 12 kilometer tetapi ditempuh dengan jalan kaki selama 4-5 jam perjalanan. Jika jalan itu sudah dibangun, hanya butuh waktu 10-15 menit.

Hampir seluruh ruas jalan di Adonara Barat Flores Timur yang melintasi sekitar 25 desa masih berupa jalan tanah. Pemerintah setempat sangat diskriminatif membangun infrastruktur.

"Semua pembangunan jalan terpusat di Larantuka, dan daratan FLores Timur. Wilayah kepulauan seperti Adonara dan Solor selalu terabaikan," kata Nadus.