CILACAP, KOMPAS.com — Pemerintah belum memutuskan bentuk fisik ruang evakuasi sementara sebagai upaya mitigasi bencana tsunami yang menjadi ancaman utama Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Wasi Ariyadi, Selasa (15/1/2013), mengatakan, pihaknya masih menimbang di antara dua pilihan tempat evakuasi sementara (shelter) atau bukit terbuka hijau.
"Kami belum memutuskan. Informasi yang menyebutkan kalau kami sudah memutuskan membuat shelter secara sepihak tidak betul," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Selasa (15/1/2013).
Hingga kini, BNPB belum memutuskan bangunan yang tepat untuk dijadikan ruang evakuasi bagi warga Cilacap. Namun, yang pasti, bangunan tersebut akan segera mulai dibangun pada 2013 ini karena Cilacap jadi prioritas antisipasi tsunami mengingat lokasinya paling terancam dibandingkan wilayah lain di Jateng.
Di tingkat nasional, Cilacap menduduki peringkat ketiga daerah paling rawan tsunami.
Tahun ini, dari kebutuhan yang diperkirakan mencapai Rp 16,7 triliun, BNPB hanya mendapat anggaran senilai Rp 1 triliun. Dari dana itu, yang bisa digunakan untuk pembangunan fisik di 54 kabupaten/kota prioritas hanya separuhnya atau sekitar Rp 500 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.