Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesantren Bisa Lahirkan Pemimpin Antikorupsi

Kompas.com - 27/12/2012, 21:12 WIB
Dedi Muhtadi

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat memandang, pondok pesantren merupakan institusi strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk membantu pengembangannya, pada 2013 pemprov menyiapkan 1.000 kobong (ruang pemondokan santri) yang siap dibagikan ke pondok pesantren se-Jabar.

"Saya berharap dari pesantren akan lahir pemimpin-pemimpin hebat yang antikorupsi," ujar Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pada wisuda ke-VI Pendidikan Kader Ulama (PKU) dan Ijtima Ulama MUI Kabupaten Bogor, Kamis (27/12/2012).

Bantuan sarana itu dilakukan bertahap, 1.000 kobong dulu. Tahun berikutnya harus dihitung lagi sebab kebutuhannya sangat besar dan pesantren di Jabar sangat banyak.

Data awal dari Kanwil Kemenag Jabar menunjukkan ada 6.000 pesantren. Pemprov kemudian melakukan survei langsung untuk menghimpun berbagai persoalan yang dihadapi pesantren. Ternyata ada temuan menarik, jumlah pesantren ada 12.468. Pembangunan dunia pesantren harus dimulai dengan melihat permasalahannya terlebih dahulu.

"Ini jauh sekali perbedaannya. Dari situlah kami menyusun langkah-langkah yang perlu diambil dalam pembangunan pendidikan keagamaan," ungkap Heryawan. Untuk madrasah, sampai 2012 ini sudah di bangun 1.200 ruang kelas baru (RKB).

Heryawan berharap dari institusi keagamaan ini akan lahir SDM yang berkualitas secara teknis, tapi juga memiliki akhlak yang baik. Selain masuk ke ranah pemerintahan, lulusan pesantren kelak diharapkan mampu menjadi penggerak ekonomi, menjadi para pengusaha.

"Tolong ke depan anak-anak kita dijadikan para pedagang, pebisnis yang saleh dan mabrur," ujarnya disambut tepuk tangan 2.000-an ulama dan santri se-Kabupaten Bogor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com