Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indra Azwan Akan Tuntut SBY ke Pengadilan HAM Internasional

Kompas.com - 11/07/2012, 17:10 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Indra Azwan, pejalanan kaki Malang-Mekkah, sudah tiba di tanah kelahirannya, Kota Malang, Jawa Timur, pada Rabu (11/7/2012). Setelah gagal jalan kaki sampai ke Mekkah, Indra tak akan putus asa mencari keadilan. Pihaknya akan menuntut Presiden Susuilo Bambang Yudhoyono ke Pengadilan HAM Internasional di Den Haag Belanda.

Niatan untuk menuntut Presiden SBY disampaikan Indra Azwar saat ditemui Kompas.com di kediamannya di Kota Malang. Indra baru tiba di "Bumi Arema" pada Rabu siang ini.

"Perjuangan saya mencari keadilan untuk anak saya tak sampai di sini. Sampai kapanpun akan tetap berjuang mencari keadilan untuk anak saya," katanya. "Saya siap melaporkan Presiden SBY ke pengadilan HAM Internasional di Den Haag Belanda. Saat ini masih mempersiapkan laporannya," katanya.

Aksi jalan kaki menuju Mekkah yang dilakukan Indra Azwan tak berlanjut setelah ia tertahan di perbatasan Thailand-Myanmar. Situasi di perbatasan Thailand-Myannar sedang memanas. Di dalam negeri Myanmar sedang dilanda konflik.

"Saat saya sampai di perbatasan Thailand-Myanmar, dipersilakan masuk tapi hanya diberi waktu dua hari berada di Myanmar. Dengan dua hari itu, tak memungkinkan bisa melewati Myanmar dengan jalan kaki," ceritanya.

Karena kondisinya tak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan menuju Mekkah, akhirnya Indra memutuskan untuk kembali ke Indonesia. "Dari Myanmar saya naik pesawat pulang ke Indoensia langsung ke Jakarta. Dari Jakarta menuju Malang, saya naik Kereta," akunya.

Lebih lanjut Indra mengaku kondisi fisiknya tidak ada masalah. Saat ini ia akan kembali melanjutkan perjalanan menuju Mekkah. Namun, tidak akan jalan kaki lagi. "Akan naik pesawat ke Saudi Arabia pada 18 Februari nanti. Karena niat saya ke Mekkah. Setelah ke Mekkah, memenuhi niat, langsung pulang ke Malang," katanya.

Setelah memenuhi niatnya ke Mekkah, Indra akan melanjutkan perjuangannya "mencari Keadilan" untuk melaporkan Presiden SBY ke Pengadilan HAM Internasional. Presiden SBY dinilainya mengabaikan laporan yang telah dilakukan Indra.

"Saya juga sudah mengirimkan surat ke PBB. Soal waktu kapan akan ke Belanda, saya masih mempersiapkan semua kebutuhan. Sepeti Visa dan kebutuhan lainnya. Yang jelas, tidak jalan kaki lagi," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Indra Azwan merupakan ayah dari Rifky Andika, yang meninggal akibat tabrak lari. Kejadian itu berlangsung pada tahun 1993 silam. Anak sulungnya tewas ditabrak lari seorang polisi bernama Joko Sumantri. Kasus tabrak lari tersebut, baru dibawa ke pengadilan tahun 2008 dan Joko diputus bebas karena kasus dianggap kadaluwarsa.

Indra tak terima akan putusan tersebut yang dirasanya tidak adil. Oknum pengadilan militer sengaja memperlambat penyerahan berkas kasus itu. Indra kemudian menggelar aksi jalan kaki dari Malang menuju Jakarta.

Pertama, ia melakukan aksi jalan kaki pada tahun 2010 dan menemui Presiden. Pada Maret 2012 lalu, ia kembali melakukan perjalanan dan baru tiba di Jakarta 18 Maret 2012. Lalu pada 26 Maret 2012 silam, Indra "Singo Edan" Azwan memutuskan untuk ke Mekkah karena Presiden sudah tidak dapat lagi diharapkannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com