Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Pemantau Gunung Berapi Dicuri

Kompas.com - 01/04/2012, 15:11 WIB
Cornelius Helmy Herlambang

Penulis

TASIKMALAYA, KOMPAS.com — Tingkat pencurian alat pengamatan di Tangkubanparahu sangat tinggi. Dalam tiga tahun terakhir terjadi empat kali kasus pencurian alat penunjang pemantau aktivitas gunung api.

"Bila hal ini terus terjadi maka pemantauan aktivitas Tangkubanparahu akan terganggu. Padahal, Tangkubanparahu adalah salah satu gunung dengan tingkat kerentanan tinggi karena dekat dengan pusat Kota Bandung dan sering didatangi wisatawan," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Surono, kepada Kompas, Minggu (1/4/2012).

Gunung Tangkubanparahu, gunung aktif yang berada di antara perbatasan Kabupaten Subang dan Bandung. Gunung yang kini berstatus aktif normal itu masuk kategori sangat berbahaya bila meletus. Jarak antara puncak dengan pusat Kota Bandung hanya 40 kilometer.

Surono mengatakan, dalam empat tahun terakhir terjadi empat kasus pencurian alat penujang pemantauan. Di antaranya, panel solar dan baterai. Selain itu terjadi juga pencurian dua sistem pemantau gunung api di sekitar puncak gunung.

"Salah satu alat adalah bantuan dari United States Geologi Survey, lembaga pemantau bencana alam geologi Amerika Serikat," kata Surono.

Surono mengatakan, tidak habis pikir dengan ulah para pencuri. Mereka sepertinya tidak peduli dengan keselamatan ribuan orang yang hidup dan tinggal di sekitar gunung. Selain itu, meski peralatan itu berharga mahal, bila diambil per bagian, harga jualnya kurang lebih sama dengan barang bekas.

Menurut Surono, selama ini pemantauan alat masih dilakukan dari pos penjagaan yang berjarak lima kilometer dari alat itu dipasang. Bila ada rekaman bising dari aktivitas manusia, biasanya petugas langsung memeriksa ke lokasi kejadian.

Dibutuhkan 15-30 menit bagi petugas untuk sampai ke puncak dengan berjalan kaki dan naik sepeda motor. "Kejadian terakhir terjadi tiga hari yang lalu. Petugas kami, Suwardi (54), langsung memeriksa dugaan pencurian itu. Naas, setelah perjalanan pulang memeriksa alat ternyata Suwardi tewas akibat serangan jantung," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com