Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Separuh Petani DIY Berpenghasilan Rp 500.000 Per Bulan

Kompas.com - 05/03/2012, 09:53 WIB
Aloysius Budi Kurniawan

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Sekitar 50 persen petani di Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai pendapatan kurang dari Rp 500.000 per bulan. Penguasaan lahan yang semakin sempit menjadi faktor penyebab utama kemiskinan.

Hasil penelitian di lima desa di empat kabupaten se-DIY menunjukkan, lahan usaha sebagian besar petani kurang dari 5.000 meter persegi. Empat desa yang diteliti meliputi Desa Hargobinangun (Sleman), Desa Banyuraden (Sleman), Desa Srigading (Bantul), Desa Jatisarono (Kulonprogo), dan Desa Ngunut (Gunung Kidul).

"Di Desa Ngunut, Gunung Kidul, 94 persen petani berpendapatan kurang dari Rp 500.000 per bulan. Bahkan, ada yang hanya menguasai lahan kurang dari 1.000 meter persegi," kata Dosen Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN), Dr Sutaryono, Senin (5/3/2012), di Yogyakarta.

Selain persoalan lahan pertanian yang sempit, petani juga sulit mendapat akses kredit perbankan. Sekitar 69 persen petani tidak mampu mengakses kredit.

Sulitnya petani mendapatkan akses kredit ini disebabkan beberapa alasan, seperti rumitnya persyaratan, kewajiban penggunaan agunan, besarnya jasa/bunga bank, dan ketidakpercayaan kreditor.

Menurut Sutaryono, perlu dilakukan upaya-upaya untuk melindungi dan mempertahankan lahan pertanian sehingga petani dapat bercocoktanam secara aman dan berkelanjutan.

Beberapa kebijakan yang bisa dilakukan adalah penetapan kawasan pertanian, pengaturan peralihan hak atas lahan, dan alihfungsi lahan secara ketat, pengendalian lahan pertanian secara partisipatif, serta pemberlakukan sistem intensif dan disinsentif terhadap pelaku pembangunan yang menggunakan lahan pertanian.

Tentang ketidaksejahteraan petani-petani di DIY ini disimpulkan Sutaryono dalam disertasinya yang berjudul "Marjinalisasi Petani di DIY, Acuan Khusus pada Kontestasi Lahan Pertanian di Pedesaan". Disertasi ini diujikan di Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com