Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Feri Lego Jangkar di Bolok Kupang

Kompas.com - 30/01/2012, 15:04 WIB
Frans Sarong

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com- Setidaknya enam kapal motor penyeberangan atau KMP sudah lebih seminggu lego jangkar di perairan sekitar dermaga khusus feri di Bolok, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Sejumlah feri itu untuk sementara tidak beroperasi akibat cuaca buruk yang ditandai gejolak gelombang hingga setinggi 3-5 meter.

Hingga Senin tengah hari tadi, KMP Pulau Sabu dan KMP Rokatenda tampak merapat di dermaga itu. Namun beberapa saat kemudian, KMP Pulau Sabu beranjak menjauh dari dermaga untuk menghindari benturan keras akibat empasan gelombang.

KMP itu memilih berlindung di sekitar teluk kecil di Pulau Semau bersama empat feri lainnya. Teluk itu tidak jauh di depan lokasi dermaga Bolok. Sementara KMP Rokatenda tetap bertahan merapat di dermaga.

"Mungkin feri itu masih menunggu giliran pengisian air untuk kebutuhan di kapal. Saya yakin sebentar lagi KMP Rokatenda juga akan pergi dan berlindung di Teluk Pulau Semau, karena gelombangnya sangat ganas," tutur Albert, buruh pelabuhan yang juga berusaha kios di Bolok, Senin siang.

Dalam kawasan pebauhan itu terlihat sedikitnya 20 truk bermuatan penuh sedang menunggu kesempatan menyeberang. "Kami sudah seminggu di pelabuhan ini dan hingga sekarang belum ada tanda tanda feri akan beroperasi," keluh seorang pengemudi truk dengan tujuan penyeberangan ke Larantuka, Kabupaten Flores Timur di Pulau Flores.

Albert mengakui, ia dan sesame rekan buruh lainnya sangat dirugikan selama feri tidak beroperasi karena praktis tidak ada orderan yang bisa dikerjakan. Dengan demikian mereka tidak memperoleh penghasilan dari usaha jasanya itu.

"Selama feri tidak beroperasi, bagi kami sebagai buruh sama dengan kehilangan penghasilan sekitar Rp 50.000 per hari," keluhnya.

Selain itu, kios Albert juga langsung berubah sepi. "Kalau feri beroperasi, jualan kios saya lakunya antara Rp 200.000-Rp 300.000 per hari. Sebaliknya kalau ferinya tidak beroperasi seperti sekarang, barang kios juga tidak ada yang laku. Padahal saya sendiri harus membayar sewa tanah (sekitar 3 x 3 m) untuk lokasi kios itu Rp 1 juta per tahun kepada pihak ASDP Kupang," jelasnya.

Belum diketahui kapan gejolak laut di NTT mereda dan feri feri kembali beroperasi normal. Mengutip ramalan cuaca yang diterimanya, Manager Operasional ASDP Kupang, Arnoldus Yansen menyebutkan kondisi cuaca buruk masih terus menghantui kawasan ini hingga ujung pekan pertama Februari mendatang.

"Jika hujan disertai angin kencang masih terus melanda, diperkirakan kondisi seperti sekarang masih akan berlangsung hingga tanggal 5 Februari mendatang," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com