Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanah Bergerak Ancam Ratusan Warga

Kompas.com - 07/12/2011, 09:18 WIB
Siwi Nurbiajanti

Penulis

SLAWI, KOMPAS.com — Tanah bergerak mengancam sedikitnya 96 kepala keluarga, yang terdiri atas lebih dari 200 jiwa di Pedukuhan Dukuhtengah, Desa Dukuhbenda, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Kondisi wilayah tersebut sudah tidak layak untuk permukiman, tetapi warga kesulitan untuk pindah karena terkendala biaya.

Selain di Pedukuhan Dukuhtengah, warga di Pedukuhan Ciketi di Desa Dukuhbenda juga terancam longsor akibat pergerakan tanah, yang diperparah dengan guyuran hujan.

Bahkan akibat longsor dan tanah bergerak yang terjadi sejak Sabtu hingga Rabu (7/12/2011) ini, sekitar 14 rumah di wilayah itu rusak. Satu rumah jebol pada tembok belakang, tiga rumah terkikis pada bagian fondasinya, lima rumah tergenang lumpur hingga ketinggian 40 sentimeter, dan lima rumah retak-retak.

Kepala Desa Dukuhbenda Sudiryo mengatakan, wilayahnya merupakan daerah rawan bencana. Dari sekitar 2.300 kepala keluarga (KK), dengan luas lahan 600 hektar, sekitar 40 persennya berada pada daerah rawan bencana longsor dan tanah bergerak.

Kebanyakan rumah warga berdiri di bawah tebing dengan ketinggian hampir 50 meter. Apabila pergerakan tanah terus terjadi dan disertai hujan besar, dikhawatirkan terjadi longsor yang lebih besar.

Pemerintah desa, lanjutnya, sudah beberapa kali mengimbau masyarakat untuk pindah dan membangun rumah di lokasi lain. Namun, mereka terkendala biaya sehingga tetap memaksakan diri tinggal di kawasan rawan bencana. "Pemerintah desa juga tidak memiliki tanah kas desa yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat," katanya.

Sumitri (50), pemilik rumah yang retak-retak, mengatakan, warga selalu khawatir karena tanah di desa mereka terus bergerak. Retak-retak pada rumahnya itu akibat longsor pada Sabtu lalu, dan kini semakin parah.

Anipah (23), pemilik rumah yang tembok belakangnya jebol, juga mengaku khawatir. Selain mengakibatkan kerusakan rumah, longsor juga mengikis halaman depan rumahnya sehingga halaman rumahnya hanya tersisa sekitar 1,5 meter. Padahal, halaman rumah tersebut langsung berhadapan dengan jurang berkedalaman lebih dari 10 meter.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal Sudaryono mengatakan, dalam jangka pendek, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal akan memberikan bantuan berupa uang kepada korban yang rumahnya rusak. Untuk jangka panjang, pemerintah akan merelokasi sekitar 96 KK di wilayah itu.

Saat ini, Pemkab Tegal telah menyediakan tanah seluas sekitar 9.000 meter persegi, untuk relokasi. Untuk pembangunan rumah dan infrastrukturnya, Pemkab Tegal masih menunggu bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com