LAMPUNG, KOMPAS.com - Bupati Lampung Barat Mukhlis Basri mengajak seluruh pengusaha kopi luwak untuk meningkatkan populasi luwak (musang) agar keberadaannya tidak terancam punah.
"Populasi luwak semakin hari kian berkurang, kondisi ini memaksa pemerintah daerah untuk melakukan tindakan dengan membangun lokasi penangkaran luwak mulai 2012," kata Bupati Lampung Barat, Mukhlis Basri di Liwa, Lampung, Jumat (25/11/2011).
Dia menjelaskan, ajakan untuk lebih meningkatkan fasilitas penangkaran luwak itu bertujuan agar pertumbuhan dan populasi luwak meningkat. Bupati memaparkan, pemerintah daerah tengah menganggarkan dana guna penangkaran luwak mulai awal 2012.
"Luwak menjadi salah satu binatang paling istimewa dan patut mendapat perhatian karena mampu menghasilkan produk kopi mahal dan mampu mengharumkan nama Lampung Barat ke tingkat Internasional," katanya.
Menurut dia, bila populasi luwak dapat terjaga, secara otomatis akan berdampak terhadap meningkatnya produksi kopi luwak.
Kemudian lanjut dia, program pelestarian binatang luwak dapat berjalan sesuai dengan harapan bila semua lini dapat berkoordinasi dengan baik.
"Saya berharap pengusaha dan masyarakat tidak lagi memburu dan membunuh luwak karena bila tidak diimbangi dengan penangkaran, maka populasinya terancam punah. Perlu keseriusan pengusaha dan masyarakat untuk melaksanakan program penangkaran ini," kata dia.
Kopi luwak berasal dari Kabupaten Lampung Barat memiliki mutu dan kualitas yang tinggi dan sudah dikenal dunia.
Ekspor kopi luwak dari Lampung Barat terbesar dikirim ke Korea dan Taiwan.
Harga kopi bubuk luwak menjelang hari raya Idul Fitri mencapai Rp 850.000 per kilogram, sedangkan harga kopi luwak glondong, atau yang masih berbentuk bulatan mencapai Rp 250.000 per kilogram.