Tak Punya Biaya, Luka Bakar Joko Membusuk

SRAGEN, KOMPAS.com — Seorang difabel, Joko Purwanto (13), harus rela terbaring di atas ranjang setelah mengalami luka bakar saat bermain.

Luka bakarnya tidak mendapat perawatan optimal sehingga sebagian mulai berbau busuk.

Orangtua Joko yang hanya buruh tani tidak mampu membiayai pengobatan remaja tunawicara yang tinggal di Dusun Tanjang, Desa Kedungumpit, Kecamatan Sragen, Jawa Tengah, itu. Tubuh Joko juga sangat kurus, diduga menderita gizi buruk.

Joko sempat dirawat di RS Islam Amal Sehat, Sragen, selama 15 hari setelah peristiwa kebakaran pada 19 Agustus lalu. Oleh keluarganya, Joko kemudian diminta pulang paksa karena khawatir dengan biaya yang semakin membengkak.

Saat itu biaya pengobatan telah mencapai Rp 7 juta. Tagihan terbayarkan berkat bantuan keluarga dan tetangga, dengan Rp 5 juta di antaranya merupakan pinjaman.

Keluarga Joko telah mengurus Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) untuk Joko, tetapi ditolak kelurahan setempat dengan alasan belum ada kuota baru.

Joko mendapat luka bakar saat bermain mercon bersama teman-temannya. Sejak Kamis (13/10/2011), Joko akhirnya dirawat di RSUD Sragen berkat bantuan para TKI di Taiwan.

Salah seorang TKI asal Desa Kedungumpit mengirim foto Joko yang luka bakar ke redaksi Indo Suara Peduli, tabloid berbahasa Indonesia di Taiwan. Pembaca yang terketuk hatinya memberikan sumbangan, dan terkumpullah Rp 5 juta, yang lantas dikirimkan untuk membiayai Joko.

"Semoga anak saya cepat sembuh dan bisa sekolah lagi. Dia hanya sekolah sampai kelas III SD karena dikeluarkan kepala sekolah. Dia dilarang bersekolah di sana karena tidak bisa bicara," kata Parmono.