Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manokwari Tak Ada Titik Evakuasi Tsunami

Kompas.com - 27/06/2011, 18:01 WIB

MANOKWARI, KOMPAS.com — Meskipun termasuk daerah rawan bencana gempa-tsunami, Manokwari, ibu kota Provinsi Papua Barat, belum memiliki lokasi-lokasi evakuasi bagi warga yang mengungsi menyelamatkan diri. Padahal, Manokwari yang berpenduduk padat termasuk daerah rawan tsunami.

Selama ini, menurut Manajer Program Building Resilience LSM Perdu-Oxfam Nur Rahimi Astuti, Senin (27/6/2011), masyarakat Manokwari hanya mencari tempat yang lebih tinggi jika terjadi gempa berpotensi tsunami. Pencarian itu berdasarkan naluri bukan lokasi yang sengaja disiapkan dan diperuntukkan mengungsi jika terjadi tsunami.

"Lokasi yang dituju hanya berdasarkan pengalaman mereka, seperti sewaktu tsunami tahun 1996 akibat gempa di Biak. Ada dua lokasi yang dirujuk warga, yakni Lapangan Golkar di Sanggeng dan halaman Kantor RRI di Jalan Merdeka. Itu pun kondisinya belum layak," ujarnya.

Pasca 14 tahun kejadian itu berlalu, pemerintah daerah sampai kini belum menentukan lokasi-lokasi evakuasi yang dituju warga jika tsunami terjadi. Terbukti, ketika gempa-tsunami Jepang Maret lalu, yang diperkirakan dampaknya sampai Papua, warga panik tidak tahu harus mengungsi ke mana. Pengarahan dari pemda pun tidak ada.

Program Officer Building Resilience Oxfam di Papua Fredy Chandra menjelaskan, pusat kota dari Kabupaten Manokwari termasuk daerah yang rawan tsunami.

Itu dilihat dari letak geografis berada di zona subduksi aktif lempeng Pasifik dengan lempeng Indoaustralia dan kondisi geografisnya berupa teluk yang berpotensi merefraksi tsunami menjadi lebih besar.

Daratannya landai dengan jumlah dan kepadatan penduduk yang tinggi berada di kawasan pesisir. Di sepanjang Teluk Sawaibu, berderet perkampungan padat penduduk dan pusat kegiatan ekonomi dengan jumlah penduduknya lebih dari 50.000 jiwa. Penghuni kawasan itu pun banyak anak kecilnya.

Sempitnya jalan kampung dan makin banyak jalur evakuasi tertutup rumah dan gedung baru akan menyulitkan proses penyelamatan diri saat terjadi tsunami. "Pola pembangunan kota yang tidak terarah dan teratur mengakibatkan jalur evakuasi makin banyak yang tertutup gedung yang baru dibangun," tambah Fredy.

Memang tidak mudah menentukan lokasi evakuasi. Sebab, perlu diperhatikan topografi, ketersediaan air, dan minim risiko bencana. Berapa jumlah lokasi evakuasi dibutuhkan, kata Rahimi masih dikaji.

Perdu kini menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manokwari merencanakan lokasi pengungsian dan evakuasi jika terjadi tsunami. Pihak lainnya, seperti Dinas Pekerjaan Umum dan PDAM, juga akan dilibatkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com