Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendukung Syihabuddin Rela "Pindah Tidur"

Kompas.com - 07/06/2011, 14:10 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com — "Pak Hadi, metu sik wae, maem. Kuwi sidange isih suwe (Pak Hadi, ayo keluar dulu. Kita makan dulu. Sidangnya masih lama.)," bisik Susilo, warga Desa Wonoboyo Temanggung. Hadi, yang duduk tertidur, terkejut mendengar panggilan itu. Pelan kepalanya menggeleng. Sementara itu, di sekitarnya banyak orang yang hikmat menyimak pembelaan Syihabuddin dalam sidang kasus kerusuhan Temanggung, Selasa (7/6/2011) di PN Semarang.

Di luar ruang sidang, sekelompok ibu berpakaian sederhana, khas orang kampung, mulai membuka bekal mereka. Serantang lodeh kacang panjang dan tempe goreng tampak menggoda siapa pun yang lapar dan jauh dari warung itu. "Kami bangun seperti biasa. Namun kerja di kebun atau sawah lebih pagi, sehingga jam 07.00 sudah bisa ikut ke sini," kata Hadi.

Karena sebelum berangkat sudah kelelahan bekerja, tambah Hadi, ia meminta dimaklumi kalau sampai tertidur di ruang sidang. Menurutnya, kedatangannya ke Semarang selain untuk mengikuti sidang Syihabuddin, juga untuk membuang jenuh berada di dusun.

"Para wanita di desa kami kompak, membawa bekal makanan sendiri. Lebih irit," kata Susilo, warga Dusun Gendong, Kecamatan Wonoboyo Temanggung.

Selain menyiapkan bekal, para pengikut Syihabuddin ini juga siap untuk iuran membeli bahan bakar mobil. "Bu Nyai yang menyiapkan mobil, setelah kami minta. Gak tahu sewanya berapa. Kami tinggal berangkat saja. Apalagi di sini cuma menyaksikan Kyai Shihab aja. Jadi gak takut ada ribut-ribut," kata Siswanto, tetangga Hadi di Dusun Wonoboyo.

Di mata orang-orang kampung ini, Syihabuddin merupakan tokoh kiai yang menjadi panutan. Sikapnya yang dermawan dan ringan tangan membantu tetangga membuatnya mendapatkan simpati yang begitu besar. "Ibaratnya kami ini hanya pindah tidur siang saja. Kalau biasanya di rumah atau di sawah, kali ini di mobil atau di ruang sidang. Ha-ha-ha," kata Hadi sambil tertawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com