SEMARANG, KOMPAS.com - "Abah, aku punya jam baru lho. Warnanya hijau. Bagus kan?" kata Achmad Musodaq Al Barmawi (4,5) biasa dipanggil Albar.
"Bagus banget. Siapa yang membelikan mas? Ibu dan adik sehat semua kan?" kata Luthfi merespon.
"Iya semua sehat. Ini dibelikan nenek, tapi Albar kangen sama Abah," kata Albar.
"Sini dekat Abah. Sayang dulu dong," kata Luthfi.
Dan keduanya pun berciuman lama sekali.
Itulah penggalan kisah kasih sayang bapak kepada anaknya di depan sel tahanan sementara Pengadilan Negeri Semarang, Kamis (26/5/2011).
Luthfi yang biasa dipanggil Gus Luthfi bernama lengkap Luthfi Aziz Hakim adalah salah satu terdakwa dalam kasus kerusuhan Temanggung, Februari lalu. Awalnya ia disangka menjadi provokator atau penghasut unjuk rasa yang berakhir dengan pembakaran tiga gereja itu.
"Sekarang dia empat tahun setengah. Tahun ini rencananya masuk TK. Adiknya masih berusia dua tahun. Albar itu anak pertama saya," kata Gus Luthfi.
Menanggapi kasusnya, Gus Luthfi tidak mau bercerita banyak. Namun ia mengaku kasihan melihat anak-anak muda belasan tahun yang sesungguhnya tidak tahu apa-apa, ikut ditangkap dan dijadikan terdakwa.
"Bahkan ada juga yang dipaksa bersaksi bahwa saya otak kerusuhan. Tapi karena memang tidak ada kaitannya, ya tetap saja tidak bisa," kata Gus Luthfi.