Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Bulukumba Telan 1 Korban Jiwa

Kompas.com - 26/05/2011, 11:17 WIB

BULUKUMBA, KOMPAS.com — Kebakaran hebat melanda kota Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Kamis (26/5/2011) sekitar pukul 04.00 waktu setempat. Selain enam rumah toko (ruko) di kompleks Pasar Tua, Jalan Andi Sulthan, habis terbakar, petugas kebakaran juga menemukan jasad seorang kakek bernama Herman (80).

Herman ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan seluruh tubuh hangus terbakar sehingga nyaris tak bisa dikenali. Tubuh Herman terkapar di lantai satu ruko miliknya. Diduga, korban hendak menyelamatkan diri, tetapi terjebak dalam kobaran api di dalam rumahnya.

Sementara seorang petugas pemadam dari Kabupaten Bantaeng, Suherman, juga dilarikan ke rumah sakit. Tangan kanan Suherman tergores atap seng saat dia ingin membongkar serpihan atap yang bertumpuk di dalam ruko seusai pemadaman.

Selama dua jam, api baru dapat dijinakkan setelah petugas dari Kabupaten Bantaeng datang membantu petugas pemadam kebakaran Bulukumba yang terkendala alat selang semprot air sudah tua.

Hingga saat ini penyebab dan asal mula api belum diketahui. Aparat kepolisian Polres Bulukumba masih terus melakukan penyelidikan di sekitar tempat kejadian perkara.

Warga sangat menyayangkan kondisi peralatan milik Kabupaten Bulukumba yang sudah tidak layak pakai. Telah terjadi dua kasus kebakaran yang menimbulkan korban jiwa, tetapi tidak bisa ditangani sendiri oleh petugas kebakaran Bulukumba. Aparat selalu meminta bantuan dari tetangga kabupaten, seperti Bantaeng dan Sinjai, yang memiliki peralatan lebih bagus.

"Peralatan kebakaran milik Bulukumba sudah harus diganti. Kerja petugas akan sia-sia jika peralatan utama mereka belum diganti," ujar seorang warga, Rahman, kepada Kompas.com.

Salah satu petugas kebakaran Bulukumba, yang enggan disebut namanya, mengatakan, kerusakan peralatan sudah dikoordinasikan oleh kepala dinas pemadam kebakaran sejak 2009, tetapi sampai saat ini hampir seluruh peralatan yang ada belum diganti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com