Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras Naik Rp 200 Rp 300 Per Kg

Kompas.com - 25/05/2011, 18:21 WIB

JEMBER, KOMPAS.com - Harga beras yang dilepas oleh perusahaan penggilingan padi naik Rp 200-Rp 300 per kg, dalam kurun waktu dua atau tiga hari ini. Kenaikan harga itu, dipengaruhi oleh perkembangan kenaikan harga gabah dari petani ke pedagang perantara atau penggilingan padi.

H Kamil Gunawan, Direktur Perusahaan Penggilingan Padi di Desa Gambiran Kecamatan Kalisat, Jember, Rabu (25/5/2011) mengatakan, hampir seluruh penggilingan padi telah meniakkan harga jual berasnya sekitar Rp 200 per kg.

"Saya terpaksa mengikuti kehendak pasar, karena harga gabah sudah naik menjadi Rp 3.600-Rp 3.700 per kg untuk kualitas hampa kotorannya 0 persen," kata Kamil Gunawan.

Sedang harga gabah untuk kualitas sontoran atau secara acak dengan cuaca seperti sekarang ini, gabah petani dibeli pedagang dengan harga Rp 3.150-Rp 3.300 per kg.

Candra irawan, pemilik UD Sumber Rejeki di Desa Sumberpindang Kecamatan Pakusari mengatakan, jika harga gabah kering panen yang hampa kotorannya 0 persen sebesar Rp 3.600 per kg, maka setelah diolah menjadi beras biaya produksinya mencapai Rp 6.200 per kg.

Ini belum menghitung solar atau biaya lain. Hanya saja perusahaan dapat sedikit katul sebanyak 8-10 kg, dalam satu kuintal gabah yang diproses jadi beras, sedang harga katul setiap kilogramnya Rp 2.000.

Oleh sebab itu, untuk memperoleh sedikit hasil maka perusahaan penggilingan padi menaikkan harga beras untuk kualitas medium menjadi Rp 6.300 per kg.

H Kamil Gunawan menambahkan, kenaikan harga beras ini hanya terjadi di pasar lokal. Walau demikian, berdampak juga pada harga beras tingkat nasional, sebab tidak sedikit perusahaan penggilingan di sini kirim berasnya ke Sulawesi, NTB dan Papua. "Otomatis harga di daerah itu mengikuti perkembangan yang ada di daerah produsennya," katanya.

Kamil Gunawan mengakui, kenaikan harga gabah dan beras ini dipengaruhi karena permintaan akan gabah tetap, sedang produksi gabah di tingkat petani tahun ini merosot.

"Seiring dengan serangan hama penyakit, wereng, tikus dan santomonas, saya prediksikan bulan depan harga akan naik lagi saat menghadapi bulan puasa nanti. Untuk itu, Bulog harus menyiapkan beras, kalau tidak cukup segera impor untuk memenuhi jelang puasa nanyti," kata Kamil Gunawan.

Untuk bisa dapat beras dari dalam negeri rasanya sangat sulit, sebab harga sangat tinggi dan Bulog tak mampu menjangkaunya. Akibatnya, target pemenuhi pengadaan beras dan gabah sulit untuk bisa terpenuhi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com