Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mangrove Gorontalo Terancam Abrasi

Kompas.com - 22/05/2011, 19:49 WIB

TILAMUTA, KOMPAS.com — Ancaman abrasi di pantai selatan Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, semakin nyata. Musnahnya hutan mangrove dalam beberapa tahun terakhir mengakibatkan luapan air laut memasuki permukiman penduduk. Terdapat ratusan hektar lahan di tepi pantai berada dalam kondisi kritis akibat kerusakan hutan mangrove.

"Perlu tindakan sesegera mungkin dari pemerintah daerah, warga, dan lembaga swadaya masyarakat untuk menyelamatkan hutan mangrove di Gorontalo. Jika tidak, dalam waktu 10 tahun ke depan hutan mangrove di Gorontalo untuk wilayah pesisir Teluk Tomini akan musnah," ujar Rahman Dako, aktivis lingkungan Gorontalo, di sela-sela kegiatan penanaman 70.000 bibit mangrove, Minggu (22/5/2011) di Desa Tabula Selatan, Kecamatan Mananggu, Kabupaten Boalemo.

Penanaman yang diprakarsai organisasi Sustainable Coastal Livelihoods and Management (Susclam), sebuah organisasi nirlaba di bidang konservasi Teluk Tomini, dilaksanakan di area seluas 30 hektar. Warga turut dilibatkan dalam kegiatan ini.

Berdasarkan catatan Susclam, di kawasan Teluk Tomini untuk tahun 1988 masih terdapat hutan mangrove seluas 14.700 hektar. Luasan tersebut menurun drastis pada tahun 2010, yakni tinggal 8.700 hektar saja. Penurunan ini disebabkan kegiatan alih fungsi hutan mangrove menjadi areal tambak.

"Alih fungsi hutan mangrove menjadi pertambakan sudah mulai merambah Cagar Alam Panua di perbatasan Kabupaten Boalemo dan Pohuwato. Dari luasan 1.500 hektar hutan mangrove, separuhnya sudah musnah," kata Rahman.

Kepala Desa Tabulo Selatan Frederika Bawole mengatakan, akibat rusaknya hutan mangrove di kawasan itu, abrasi pantai semakin parah. Dalam kurun waktu hampir tiga tahun terakhir, empasan air laut sudah mulai menggenangi permukiman warga, terutama saat pasang. Ia khawatir kondisi ini semakin parah jika tidak segera dilakukan rehabilitasi hutan.

Sementara itu, Wakil Bupati Boalemo La Ode Haimudin mengatakan, pihaknya sedang mempertimbangkan kawasan penanaman mangrove itu sebagai lokasi wisata dan penelitian. Selain itu, sosialisasi pelarangan alih fungsi hutan mangrove menjadi tambak akan digencarkan.

"Saya percaya bahwa selain berfungsi sebagai penahan abrasi, hutan mangrove juga bisa dijadikan sebagai tempat wisata dan bahan penelitian. Kami sedang mempertimbangkan untuk mewujudkan ini," kata La Ode.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com