Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Korban Cuci Otak Waswas

Kompas.com - 22/04/2011, 13:49 WIB

GRESIK, KOMPAS.com — Orangtua Agung Arief Perdana Putra (19), mahasiswa Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang, yang menjadi korban cuci otak oleh jaringan Negara Islam Indonesia waswas.

Ditemui di Perumahan Patri RT 19 RW 01, Bambe, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Jumat (22/4/2011), sampai saat ini belum tahu di mana keberadaaan Agung.

Ayah Agung, Rasyidi Syamsul Arifin, dan ibunya, Rahayu Kunti Andari, menuturkan, terakhir anaknya pulang pada 19 Maret, dan 20 Maret kembali ke Malang. Terakhir kontak lewat SMS, Pada 15 April lalu Agung menyatakan via telepon agar ibunya tidak usah khawatir. Dirinya sedang sembunyi untuk menenangkan diri.

"Saya pasti pulang. Saya ada di Malang, di rumah teman yang sedang ekspedisi. Tidak usah cari saya. Saya masih ingin menenangkan diri agar tidak dikejar-kejar orang-orang itu," kata Rahayu menirukan kata Agung.

Rahayu dan Rasyidi berharap agar Agung bisa segera pulang dan permasalahan yang ada dicari jalan keluar bersama. Berdasarkan penuturannya, Agung pernah dibaiat di Jakarta dan harus menyerahkan infak jihat perjuangan Rp 12,5 juta.

Agung pernah minta uang Rp 10 juta pada November 2010 alasannya menghilangkan laptop temannya. Seorang perempuan bernama Ana terus menghubungi orangtua Agung minta laptopnya diganti, dengan alasan untuk membiayai orangtuanya yang sakit.

"Akhirnya kami transfer Rp 5 juta ke rekening Agung. Setelah itu satu bulan kemudian Rp juta kami serahkan ke Ana di Malang," katanya.

Ternyata itu modus serupa, yang juga diperlakukan kepada korban cuci otak lainnya, Rizki dari NTT. Bahkan, keluarga Rizki dimintai uang Rp 20 juta untuk ganti laptop Nana yang hilang untuk pengobatan orangtua Nana yang sakit jantung.

"Ana sama Nana itu satu orang dengan nomor telepon sama. Kepada kami ngaku bernama Ana, kepada keluarga Rizki mengaku bernama Nana. Agung dan Rizki sama-sama aktif di Paskibraka di daerah masing-masing," tuturnya.

Selama ini pola perekrutan dilakukan di pusat-pusat jajanan makanan (food court) di Malang Town Square. "Kami berharap Agung segera kembali. Saya cek ke kampus di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah kurang aktif," kata Rasyidi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com