Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Merapi Korban KLB Diare Pulang

Kompas.com - 19/04/2011, 11:33 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com — Setelah berangsur pulih, sebanyak 13 dari 45 pengungsi lahar dingin Gunung Merapi korban kejadian luar biasa diare diperbolehkan pulang dari RSUD Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Sementara korban lainnya masih dirawat di rumah sakit setempat karena kondisinya belum pulih benar.

Kepala Puskesmas Mungkid dr Herman Kusumo menyebutkan, jumlah keseluruhan yang terserang diare 82 orang, 45 orang di antaranya harus di rujuk ke RSUD Muntilan, sedangkan sisanya dirawat di SD Negeri Ngrajek.

"Mereka dirujuk agar mendapat penanganan yang lebih baik dan tempatnya juga lebih bersih daripada di SDN Ngrajek yang serba terbatas," kata Herman.

Pihaknya juga terus melakukan pemantauan kesehatan terhadap pengungsi baik yang masih tinggal di shelter box maupun yang sudah kembali ke rumah masing-masing.

"Meski sudah kembali, rumah mereka sebenarnya kurang baik untuk ditempati karena masih kotor terkena material pasir Merapi," ujar Herman.

Sebelumnya, para pengungsi lahar dingin Merapi, yang menempati shelter box di Dusun Ngemplak, Desa Ngrajek, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, itu diduga mengalami keracunan makanan yang diberikan dari dapur umum pengungsian setempat.

Namun, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Dr Mardiatmo Sp Rad menetapkan bahwa kejadian yang menimpa mereka sebagai kejadian luar biasa (KLB) diare bukan keracunan. Sebab, setelah pihaknya meninjau ke rumah sakit, hampir semua diagnosa menunjukkan gejala sakit diare, seperti badan terasa panas, demam, kejang-kejang, pusing, hingga buang air besar sebanyak 15-20 kali per hari. Ditambah lagi kondisi shelter box yang kotor dan sanitasi air yang buruk. Karena peritiwa ini merupakan KLB, semua biaya ditanggung oleh pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com