YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak 10.600 nasabah Bank Rakyat Indonesia yang terkena dampak erupsi Gunung Merapi berpotensi kesulitan membayar angsuran kredit. Nilai total pinjaman para nasabah tersebut mencapai Rp 230 miliar.
"Dari 10.600 nasabah itu, sekitar 30 persen berpotensi besar mengalami kredit macet. Realisasi pinjaman dari 30 persen nasabah ini mencapai Rp 1,3 miliar," kata Pemimpin Kantor Wilayah Bank Rakyat Indonesia (BRI) Yogyakarta Eko Wahyu Andriastono, Kamis (17/2/2011) di sela peluncuran pinjaman kemitraan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) korban Merapi di Balai Desa Argomulyo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta.
Menyikapi hal ini, Bank Indonesia memberikan kemudahan dengan tetap memperbolehkan para nasabah BRI yang masih menanggung utang untuk mengajukan kredit kembali. Selama tiga tahun, utang yang masih mereka tanggung dinilai atau dianggap lancar. Nilai nominal angsuran mereka bisa dikurangi atau direstrukturisasi.
"Jika dalam tiga tahun pembayaran angsuran utang tidak lancar, kami akan melakukan penghapusan pembukuan atau mengeluarkan mereka dari neraca. Namun, penagihan tetap kami lakukan apabila nasabah bersangkutan masih punya potensi membayar," kata Direktur UMKM BRI Djarot Kusumayakti.
Sementara itu, jika nasabah tetap tak bisa membayar angsuran, pinjaman mereka akan dihapus dan aset-aset (agunan) mereka yang menjadi jaminan di bank dikembalikan. Situasi ini sama seperti proses pemutihan pinjaman para korban gempa DI Yogyakarta pada tahun 2006.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.