Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Tak Mampu Bayar Sekolah Ditutup

Kompas.com - 21/01/2011, 19:47 WIB

MARTAPURA, KOMPAS.com - Sebuah sekolah setingkat Madrasah Ibtidaiyah Swasta di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan tutup akibat orangtua murid tidak mampu membayar biaya sekolah karena hasil pertanian di wilayah setempat anjlok.

Ketua Majelis Madrasah yang diberi nama Hidayatus Sibyan, Darmili, Jumat (21/1/2011) mengatakan, proses belajar mengajar di madrasah yang berlokasi di Jalan Syech Muhammad Arsyad Albanjari Desa Limamar Kecamatan Astambul itu sudah tidak menentu sejak sebulan terakhir.

"Aktivitas belajar mengajar di madrasah itu sudah tidak menentu sejak pertengahan Desember 2010 karena murid maupun guru-gurunya tidak lagi terlihat menjalani proses belajar mengajar," ujarnya.

Penyebab terhentinya proses belajar mengajar di sekolah itu karena orangtua murid tidak mampu memenuhi biaya operasional sekolah untuk membayar gaji atau insentif tenaga pengajar.

Jumlah tenaga pengajar di madrasah yang terdiri dari enam ruang dengan konstruksi bangunan yang masih cukup kokoh adalah enam guru ditambah kepala sekolah dengan jumlah murid mencapai 130 orang.

Pembayaran biaya operasional sekolah tidak menggunakan uang tunai tetapi dibayar dengan hasil panen berupa gabah yang dikumpulkan dari para orangtua murid.

Jumlah gabah yang diserahkan sebanyak 3 blek (kaleng berukuran sedang) yang isinya setara 20 liter beras dan diserahkan satu tahun sekali atau sesuai masa panen yang diperoleh petani setempat.

Gabah hasil panen yang diserahkan orangtua murid itu kemudian dijual dan uangnya dibagikan kepada seluruh tenaga pendidik di sekolah tingkat dasar yang berdiri sejak puluhan tahun tersebut.

"Mayoritas orangtua murid sebagai petani sehingga pembayaran biaya sekolah dilakukan dengan menyerahkan gabah yang kemudian dijual dan uangnya dibagikan kepada guru maupun tenaga lainnya di sekolah itu," ujarnya.

Mengenai nasib para murid yang sekolahnya tutup itu, ia mengatakan, sebagian murid terutama orangtuanya masih mampu pindah ke sekolah lain di sekitar desa itu, tetapi bagi yang tidak mampu berhenti sekolah.

"Kami sudah menyampaikan permasalahan ini kepada aparatur desa dan kabarnya sudah ada pertemuan membahas masalahnya tetapi hasil kongkritnya belum kami ketahui," ujarnya.

Camat Astambul, Syamsul Ariffin Sutta mengatakan, pihaknya belum menerima laporan mengenai terhentinya aktivitas belajar mengajar di sekolah itu baik dari pihak sekolah maupun aparatur desa.

"Sejauh ini, kami belum menerima laporan dari sekolah maupun aparat desa mengenai kondisi yang terjadi di sekolah itu. Namun, jika ada laporan kami siap menindaklanjuti dengan mengkoordinasi dinas maupun instansi terkait seperti Kemenag Kabupaten maupun Dinas Pendidikan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com