Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutan Bakau Perairan Babel Rusak Parah

Kompas.com - 20/11/2009, 15:58 WIB

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Penambangan bijih timah apung di perairan Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), merusak hutan bakau sehingga menganggu ekosistem laut di wilayah perairan itu.

Wali Kota Pangkalpinang, Zulkarnain Karim, di Pangkalpinang, Jumat (20/11) mengatakan, hutan bakau di perairan Tanjung Bunga, Jebus dan Batu Rusa rusak parah akibat ulah penambang bijih timah.

Hutan bakau di kawasan perairan Muara Sungai Baturusa, kawasan Industri Perikanan, juga rusak karena masyarakat mengambil batu karang untuk bahan bangunan rumah dan menebang pohon bakau untuk dijadikan kayu rumah dan keperluan lainnya.

Hutan bakau sangat penting untuk menjaga habitat dan populasi ikan di perairan Pangkalpinang, yang saat ini populasinya berkurang akibat rusaknya hutan bakau akibat ulah warga yang tidak bertanggungjawab.

Selain itu, hutan bakau dapat melindungi bangunan, serta mencegah tsunami, abrasi, intrusi air laut, pencemaran, dan penyebaran penyakit.

"Akibat kerusakan itu akan berdampaklangsung terhadap kesejahteraan nelayan karena hasil tangkapan ikan, udang, kepiting dan hasil laut lainnya berkurang drastis akibat tempat berkembangbiaknya biota laut itu rusak," ujarnya.

Untuk itu, pemerintah kota akan mengawasi dan melakukan tindakan tegas terhadap warga yang melakukan penambangan dan pengrusakan hutan bakau.

"Saya akan tindak pelaku penambang-penambang timah dan diharapkan para lurah memperketat pengawasan di kawasan pantai," ujarnya.

Selain itu, dihimbau seluruh masyarakat di pesisir pantai untuk menjaga dan melestarikan hutan bakau, agar melakukan penambangan timah dan menebang di kawasan hutan bakau.

"Kami himbau masyarakat sama-sama menjaga kelestarian hutan-hutan bakau dan diminta kepada masyarakat di pesisir untuk ikut mengawasi hutan bakau dari penambangan, penebangan dan pengambilan batu karang yang merusak hutan bakau," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com