Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilihan Ketum Golkar Ricuh

Kompas.com - 08/10/2009, 00:33 WIB

PEKANBARU, KOMPAS.com - Proses pemungutan suara pemilihan Ketua Umum Partai Golkar 2009-2015 , Rabu ( 7/10 ) malam berlangsung ricuh. Padahal, pemungutan baru dilakukan oleh beberapa kabupaten Sumatera Utara. Kericuhan terjadi karena beberapa pemicu.

 

Pemicu pertama, panitia memanggil DPD II Langkat yang masih bermasalah mandat ganda. Hal ini mengakibatkan ada kubu yang tidak terima, ketika salah satu kubu menggunakan hak suaranya.

 

Belum lagi rampung kericuhan ini, seorang saksi menemukan pengguna hak suara membawa handphone berkamera. Meski tak disepakati secara tertulis, akan tetapi ada komitmen untuk tidak membawa kamera saat pemungutan suara. Sebab, dikhawatirkan kamera menjadi alat pendokumentasi untuk melakukan transaksi suara. Para peserta munas melakukan protes dan meminta panitia menyatakan suara tidak sah.

 

Setelah pimpinan rapat paripurna memutuskan suara tidak sah, pemungutan kembali dilanjutkan. Namun, lagi-lagi ricuh karena panitia lupa sampai mana batas kabupaten yang telah menggunakan hak suaranya. "Mohon kejujurannya, DPD II Binjai dan Nias Selatan sudah menggunakan hak pilihnya atau belum?," tanya panitia.

 

Sontak saja pertanyaan ini kembali memicu kericuhan. Mayoritas peserta meminta agar proses pemungutan suara diulang. Setelah hujan protes, pimpinan rapat meminta skors selama 5 menit untuk memutuskan permintaan tersebut.

 

Akhirnya diputuskan, pemungutan suara dilanjutkan tanpa diulang dari awal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com