Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malang Waspadai Gempa Bumi

Kompas.com - 01/10/2009, 19:39 WIB

MALANG, KOMPAS.com - Meski tidak terdampak langsung dengan gempa yang baru terjadi di Padang dan Jambi, namun Malang diminta tetap harus waspada terhadap terjadinya gempa bumi. Sebab wilayah Malang termasuk jalur yang dilalui tumbukan lempeng tektonik di 200 kilometer (km) selatan Jawa Timur.

Setidaknya sembilan pengamat kegempaan di Stasiun Geofisika Karangkates Malang bersiaga 24 jam untuk memantau aktivitas kegempaan di Malang dan sekitarnya.

"Secara langsung dampak gempa Padang dan Jambi memang tidak terasa langsung di Jawa Timur khususnya Malang. Namun masyarakat Malang tetap harus waspada jika gempa di dua daerah tersebut, menimbulkan stres pada lempeng di daerah Malang sehingga akhirnya turut terjadi gempa," kata Kepala Stasiun Geofisika Karangkates Malang, Adi Suprayitno, Kamis (1/10) di Malang.

Jawa Timur pada umumnya dan Malang khususnya, menurut Adi masuk dalam jalur pertemuan lempeng Eurasia dengan lempeng Indoaustralia. Pertemuan lempeng itu berada di 200 km arah selatan bibir pantai termasuk pantai selatan Malang.

Dengan dilaluinya pertemuan dua lempeng itu, maka di selatan Jatim termasuk Malang berpotensi banyak terjadi gempa bumi. "Yang terekam di Stasiun Geofisika Karangkates ini dalam bulan September ini saja sudah terjadi 21 kali gempa. Jika dihitung sejak bulan Januari 2009, maka terekam sudah ada 196 kali gempa," ujar Adi.

Berdasar catatan Stasiun Geofisika Karangkates, pada 19 Februari 1967 Malang pernah mengalami gempa paling merusak di daerah Dampit dan Gondang Legi. Di Dampit, terdapat 1539 bangunan rusak, 14 korban meninggal, dan 72 luka-luka. Adapun di Gondanglegi, 119 bangunan roboh, 402 bangunan retak, 9 korban meninggal dunia, dan 49 korban luka-luka.

Saat itu intensitas gempa tercatat 8-9 modified maccalli intensity (MMI) dengan pusat gempa di 8,5 Lintang Selatan dan 113,5 Bujur Timur, atau di 80 km bawah permukaan laut selatan Malang.

Gempa bumi itu memiliki periodisasi ulang. Namun memang hingga kini belum ada teknologi apapun yang bisa mendeteksi ketepatan prediksi itu. "Untuk itu, warga Malang diminta waspada dan mengetahui harus apa jika nantinya terjadi gempa," imbuh Adi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com