NGAWI, KOMPAS.com — Kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu, tepatnya di Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Manyul, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Utara, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu dan sekitarnya (Ds) pada Sabtu (26/9), diduga karena balon udara.
Wakil Administratur KPH Lawu, Ds, Mamun Mulyadi, Minggu, mengatakan, hasil dari penyisiran petugas KPH, Polres Ngawi, TNI, dan warga, ditemukan dua buah balon udara di sekitar lokasi kebakaran hutan.
"Dua balon udara itu sepanjang dua meter dan di dalamnya berisi minyak tanah. Namun, kami belum tahu balon udara ini diterbangkan dari mana dan oleh siapa. Saat ini petugas masih menyelidikinya lebih lanjut," ujarnya saat dihubungi di kantor RPH Manyul.
Ia mengungkapkan, untuk proses penyelidikan, satu dari balon udara tersebut telah dibawa ke Mapolres Ngawi. Sedangkan sisanya masih berada di kantor RPH Manyul untuk dijadikan barang bukti.
Sementara itu, proses pemadaman api hingga berita ini diturunkan masih terus berlangsung. Pantauan petugas di lapangan hingga Minggu sekitar pukul 15.00 WIB, api masih belum dapat dipadamkan. Cuaca yang sangat panas, angin yang bertiup kencang, dan lokasi kebakaran hutan yang meliputi daerah pegunungan, menyulitkan petugas dan warga untuk memadamkan api.
Diperkirakan luas area hutan yang terbakar terus bertambah. "Data terakhir menyebutkan area hutan yang terbakar mencapai 600 hektar. Api melalap area hutan pinus yang berada di kawasan hutan lindung dan hutan produksi wilayah RPH Manyul," katanya.