Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertaruh Nyawa demi Mengejar Murah

Kompas.com - 19/09/2009, 09:23 WIB

KOMPAS.com — Pemudik bermotor makin bertambah dari tahun ke tahun. Sepanjang Jumat (18/9) saja sudah 143.339 sepeda motor masuk ke perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah di Losari, Cirebon.

Biaya murah menjadi pertimbangan utama pemudik bermotor ini. Sugiyanto (43), misalnya, hanya membayar Rp 50.000 untuk mengikuti paket mudik bareng yang digelar PT Astra Honda Motor bekerja sama dengan harian Warta Kota, Surya, Kompas, dan Radio Sonora.

Bersama sekitar 1.700 pengendara motor lainnya, yang berangkat dari Sunter, Jumat pukul 04.00, ia sudah dapat jaket, paket sahur, kupon bahan bakar, dan pengawalan polisi. Sementara itu, istri dan anak-anak mereka diangkut dengan bus.

Biaya murah tak sampai Rp 100.000 sekali jalan juga menjadi pertimbangan Sodikin (40) mudik ke Cirebon bersama anaknya, Fitriyah (10), naik sepeda motor. Namun, apakah faktor murah ini sebanding dengan keselamatan yang dipertaruhkan?

Sodikin dan Fitriyah tergelincir saat hendak menyalip motor lain di jalur pantura, Jumat siang. Beruntung, mereka hanya mengalami luka ringan.

Hari Rabu lalu, seorang gadis cilik bernama Cahaya Intan Sari (10) tewas terlindas truk di Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, saat dibawa mudik ayahnya, Gunarto (37), dengan sepeda motor menuju Ngawi, Jawa Timur.

Pasangan Sahrudin (28) dan Rumiah (30), yang mengajak putri mereka, Aninda (7), mudik naik motor ke Kuningan, Jawa Barat, akhirnya menyerah. Aninda sudah kelelahan setelah berjam-jam berkendara. Mereka baru sampai kawasan Cikalong dekat Cikampek karena macet. Rumiah dan Aninda bakal dititipkan ke mobil saudara yang sejurusan.

Polisi sebenarnya sudah berusaha melarang pemudik bermotor berboncengan lebih dari dua orang, apalagi membawa anak. Namun, imbauan demi keselamatan itu tampaknya dianggap sepi oleh masyarakat.

Ribuan pemudik bermotor tetap nekat memboncengkan anaknya menempuh jarak ratusan kilometer tanpa peduli penderitaan selama perjalanan dan bahaya maut yang mengancam. (GAL/MKN/REK/WHY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com