Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopi Robusta Masih Andalan Lampung

Kompas.com - 18/09/2009, 22:31 WIB

BANDARLAMPUNG, KOMPAS.com - Komoditas kopi robusta biji masih mendominasi perolehan devisa ekspor nonmigas Provinsi Lampung selama Juli 2009. Jumlahnya, 64,34 juta dollar Amerika Serikat (AS).
   
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Provinsi Lampung, Suparmo, mengatakan, di Bandarlampung, Jumat (18/9), devisa sebesar itu menempati posisi 22,15 persen.
   
Suparmo menjelaskan, setelah kopi robusta biji, komoditas lainnya yang masuk urutan lima besar, di peringkat kedua diduduki komoditas batu bara yang meraih devisa 36,87 juta dollar AS, atau 12,69 persen.
   
Selanjutnya  tempat ketiga diduduki minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) meraih devisa 25,60 juta dollar AS atau 8,81 persen.
  
Komoditas udang beku menempati posisi keempat setelah meraih devisa 19,51 juta dollar AS, atau 6,72 persen, dan terakhir yakni kelima adalah komoditas pasta udang kecil yang mengumpulkan devisa senilai 17,79 juta dollar AS, atau 6,13 persen.
   
Sesuai data terakhir, yakni pada bulan Juli 2009, volume ekspor nonmigas Lampung, yang meliputi komodotas hasil pertanian, industri, pertambangan, dan kerajinan seberat 894.854,74 ton, dengan meraih devisa sebesar 290,56 juta dollar AS.
   
Angka itu jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Juni 2009) , volumenya naik 27,72 persen, sedangkan untuk nilai devisanya turun tipis 3,22 persen.
   
Kadis Perindag Provinsi Lampung itu menambahkan, perkembangan ekspor nonmigas Lampung secara kumulatif (Januari-Juli 2009) volumenya mencapai 4.398.959,11 ton, dan mampu meraih devisa sebesar 1,96 miliar dollar AS.
   
Jika dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama di tahun 2008 lalu,  volumenya turun 14,18 persen, dan nilai devisanya turun 20,93 persen.  
   
Sebelumnya, Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Lampung, menyatakan, harga kopi robusta daerah itu turun akibat kualitasnya yang rendah.
   
Ketua Kompartemen Relitbang AEKI Lampung, Muchtar Lutfie, mengatakan, harga kopi robusta tahun 2009 ini menurun tajam bila dibandingkan tahun sebelumnya. "Harga kopi saat ini di tingkat petani hanya Rp 13.000/Kg, padahal tahun lalu sempat menebus di atas Rp 20.000/Kg," katanya
   
Faktor penyebab menurunnya harga kopi salah satunya karena mutu yang kurang baik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com