MALANG, KOMPAS.com
”Angin bertiup kencang dan menerbangkan debu vulkanik sampai ke wilayah bagian barat Semeru, seperti Gubuklakah, Tumpang, dan sebagainya,” kata Suwarto, Kepala Bagian Tata Usaha Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Sabtu (1/8) di Malang.
Di daerah Mergosono, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Sabtu pukul 14.00-16.00, debu mengguyur seperti hujan.
Sepeda motor yang berada di luar beberapa menit langsung tertutup debu. Orang berbaju dan berkendaraan warna hitam yang melintas di Jalanan Gadang, Kota Malang, langsung terlihat lusuh penuh debu. Beberapa warga yang melintas di jalan-jalan Kota Malang memilih menggunakan masker atau mengenakan helm tertutup.
Listianto, pengamat kegempaan di pos pantau Semeru di Gunung Sawur, menambahkan, hingga kini hal yang menonjol di Semeru hanya badai yang sering muncul belakangan ini. Kecepatan angin di puncak diperkirakan lebih dari 25 kilometer per jam dan mengarah ke barat. Kondisi itu, menurut Listianto, hanya terjadi di puncak, sedangkan di sekitar pos pantau Semeru angin tidak terasa kencang.
”Adapun kondisi kegempaan Semeru masih di bawah normal. Jika normalnya terjadi letusan 20 menit sekali, saat ini selama 12 jam hanya 20 kali letusan. Hal itu menjadikan status Semeru masih waspada,” katanya.