Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Labuhan Keraton Belum Menjadi Paket Wisata Menarik

Kompas.com - 23/07/2009, 17:58 WIB

BANTUL, KOMPAS.com — Ritual tahunan labuhan Keraton Yogyakarta masih belum dilirik biro perjalanan wisata sebagai paket wisata menarik. Belum terstandarnya penyelenggaraan tradisi tersebut menjadi salah satu kendala utama untuk ditawarkan kepada wisatawan mancanegara.

"Kami memang belum menjual acara labuhan sebagai paket wisata kepada turis. Hal yang sama juga kami lakukan pada acara Sekaten," kata Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata DIY Mahidin A Desky, Kamis (23/7).

Menurutnya, sebagai satu tradisi acara labuhan sebenarnya sangat diminati wisatawan mancanegara (wisman). Sayangnya hanya berlangsung singkat dan tidak ada buku panduan agar mereka bisa memahami arti dibalik ritual tersebut. Akan lebih menarik bila labuhan juga dimeriahkan dengan atraksi seni sehingga ada unsur hiburannya juga, katanya.

Desky berharap pihak Keraton bisa merancang acara labuhan lebih menarik lagi sehingga biro perjalanan wisata berani menjualnya sebagai paket wisata. Standar acaranya tiap tahun harus jelas agar wisman tidak kecewa. Sampai sekarang labuhan juga belum dimasukkan dalam kegiatan di kalender pariwisata, tambahnya.

Labuhan alit Keraton Yogyakarta berlangsung kemarin di Pantai Parangkusumo, Bantul. Acara diawali di Pendapa Kecamatan Kretek, Bantul. Perwakilan Keraton yakni Kanjeng Raden Tumenggung Wardo Jayeng Bragalba menyerahkan benda-benda yang akan dilarung kepada Kepala Dinas Pariwisata Bantul. Benda-benda tersebut terdiri dari baju, kain, serta potongan rambut dan kuku Sultan Hamengku Buwono X.

Dari pendapa, benda-benda milik Sultan Hamengku Buwono X lalu dibawa menuju Cepuri Parangkusumo untuk diserahkan kepada juru kunci Parangkusumo, Surakso Tarwono. Setelah para abdi dalem melakukan ritual di sekitar Batu Karang Hitam di Kompleks Cepuri, benda-benda itu kemudian dilarung ke laut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com