Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Tes HIV/AIDS Dikembalikan, ODHA Resah

Kompas.com - 19/06/2009, 14:56 WIB

BENGKULU, KOMPAS.com — Yayasan nonpemerintah, Kipas, menyayangkan pihak RSUD M Yunus yang mengembalikan alat untuk mengetahui jumlah virus dalam tubuh penderita HIV atau yang disebut CD4 karena alasan tidak memiliki operator dan dana operasional.

"Ini merupakan langkah mundur bagi penanggulangan HIV di daerah setempat, dan pengembalian alat tersebut menyebabkan para ODHA (orang dengan HIV/AIDS) resah karena alat itu sangat penting," kata Direktur Kipas, Merly Yuanda, Jumat (19/6).

Selain untuk mengetahui jumlah virus dalam tubuh penderita HIV, dengan alat ini juga bisa mengetahui kombinasi Anti Retro Viral (ARV) yang tepat untuk dikonsumsi para ODHA.

Menurut Merly, pihak RSUD (rumah sakit umum daerah) harus meminta kembali alat tersebut, dan menganggarkan dana operasional serta pengadaan operator, mengingat angka penderita HIV/AIDS di Bengkulu semakin mengkhawatirkan.

Pengadaan alat CD4 dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu setelah para LSM dan jaringan orang terinveksi HIV, menuntut kalangan DPRD untuk mendukung penganggaran dana bagi pengadaan alat tersebut.

"Setelah alatnya ada, sudah dipakai, dan hasilnya memuaskan, ternyata sekarang alat itu malah dikembalikan ke pusat," katanya.

Data di Kipas menyebutkan saat ini terdapat 335 ODHA yang membutuhkan alat CD4 untuk mengetahui jumlah virus dalam tubuh mereka, sehingga kontrol dilakukan dengan cara mengkonsumsi ARV.

Meskipu masih ada alat lain yang bisa digunakan untuk melakukan tes HIV, namun menurut dia CD4 merupakan alat yang paling akurat khususnya bagi ODHA yang berniat mengkonsumsi ARV.

"Memang ada rapid test, ada elisa dan western blood, tapi untuk mengetahui kombinasi ARV yang tepat untuk ODHA harus melalui tes CD4," katanya.

Sementara itu, staf pelayanan medik RSUD M Yunus Desi Susanti ketika dikonfirmasi mengatakan alat tersebut terpaksa dikembalikan ke Jakarta karena tidak bisa mengeluarkan hasil tes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com