Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendukung Mega-Prabowo NTT Rapatkan Barisan

Kompas.com - 07/06/2009, 12:03 WIB

KUPANG, KOMPAS.com — Jaringan independen pasangan capres Megawati Soekarnoputri dan cawapres Prabowo Subianto merapatkan barisan dengan tim pemenangan bentukan koalisi partai pengusung melalui momentum memperingati Haul Bung Karno ke-108.
    
"Kami sejenak istirahat dari sosialisasi pasangan Mega-Pro dan bertemu dengan tim kerja lain untuk mengenang kelahiran Bung Karno, sang Proklamator 108 tahun lalu, pada Sabtu malam kemarin," kata Dr Michael Riwu Kaho di Kupang, Minggu.
    
Bagi Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (F-DAS) Provinsi NTT itu, Soekarno merupakan sosok marhaen sekaligus penggagas aliran marhaenisme. "Paham itu dianut karena cocok dengan latar belakang rakyat Indonesia yang adalah kaum buruh, tani, nelayan yang termarginalisasikan, miskin dan tertindas pada saat itu. Karena itu, sangat layak bila setiap tahun jasa dan perjuangannya itu dikenang di seluruh Indonesia," kata dosen Fakultas Pertanian Undana Kupang ini.
    
Ia melihat jaringan yang muncul secara sporadis setelah pasangan Mega-Pro dideklarasikan secara nasional itu, bukti bahwa kharisma Bung Karno masih terus merasuki sanubari masyarakat Indonesia.
    
Ketua DPD PDI-Perjuangan Provinsi NTT Frans Lebu Raya pada pada Haul Bung Karno mengatakan, hadiah terbesar untuk Bung Karno ke-108 tahun ini adalah memenangkan pasangan Mega-Pro di NTT khususnya dan Indonesia umumnya.
    
"Katakan kepada semua pemilih di mana dan kapan saja berada. Di pasar, di tempat ibadah, di tempat kerja, di atas angkutan kota, di atas pesawat, untuk memilih pasangan Mega-Pro yang telah bertekad untuk menjadikan Indonesia Baru," katanya.
    
Indonesia Baru yang dimaksudkan dalam visi dan misinya adalah perkonomian yang pro rakyat, dengan pendidikan yang murah dan kesehatan gratis. Di hadapan ribuan jaringan Mega-Pro, Lebu Raya yang juga Gubernur NTT itu mengingatkan agar tidak saling menyerang dengan isu yang menyesatkan terhadap tim pemenangan pasangan lain karena tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com