Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biadab, 7 Satpol PP Perkosa Gadis ABG

Kompas.com - 16/04/2009, 17:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Melalui rekaman video yang ditayangkan oleh Komnas Perlindungan anak, mendung tampak menggelayut di atas desa Padang Sidempuan, Sumatera Utara. Sepertinya mendung itu menggambarkan suasana hati seorang gadis remaja 14 tahun, sebut saja namanya RWH.

Dengan aksen Tapanuli yang cukup kental, gadis ABG alias baru gede itu mengisahkan pengalaman pedih yang belum lama ini menimpanya. RWH baru saja menjadi korban pemerkosaan bergilir oleh tujuh aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Padang Sidempuan.

Seolah malu, saat menceritakan pengalaman traumatisnya itu, RWH tampak tak mau menatap kamera. Sesekali RWH menghapus peluh yang mengalir di dahinya. Air matanya pun tampak mengalir di pipi yang kecoklatan.

Kisah tragis itu terjadi tanggal 25 Februari 2009. Sekitar pukul 19.30, di tempat kerjanya pada sebuah resto di daerah Wisata Padang Sidempuan, gadis berwajah bulat ini dijemput oleh pamannya, TY (52), dan seorang pria yang tidak ia kenal, berinisial AN (28).

Kepada RWH, TY mengaku diperintahkan ibunya untuk mengajaknya berobat ke Natal Madina. Tanpa curiga, RWH pun menuruti ajakan pamannya itu. Dengan mengendarai sepeda motor, TY, RWH, dan AN pergi menuju tempat yang dimaksud.

Belum sampai ke tempat tujuan, TY memberhentikan motornya di jalan Imam Bonjol Padang Sidempuan. Dengan alasan telah larut malam sekitar pukul 21.00, akhirnya mereka bertiga menginap di sebuah hotel. Tak lama setelah memesan kamar, sang paman pun pamit pulang. Ia tinggalkan RWH hanya berduaan dengan AN.

Ternyata kemudian, sebelum meninggalkan hotel, TY sudah menerima uang Rp 300.000 dari AN. RWH yang tak tahu "jual beli" itu akhirnya dipaksa untuk memenuhi hasrat AN. Ia juga diancam akan dibunuh jika menolak.

Lalu, sekitar pukul 23.00, Satpol PP Kota Padang Sidempuan melakukan Operasi Yustisi dan menemukan mereka berdua di dalam kamar. Akhirnya, RWH dan AN dibawa ke kantor Satpol PP Kota Padang Sidempuan. Namun, AN berhasil lolos dengan alasan akan mencari penjamin dengan menyerahkan kunci motor miliknya sebagai jaminan.

Semula, RWH mengira akan terlepas dari bahaya AN, tetapi ternyata ibarat lolos dari mulut buaya diterjang singa. Saat RWH ingin ke toilet, salah seorang petugas Satpol PP mengantarkannya. Ketika ia keluar dari toilet, si petugas justru memaksanya untuk dilayani sambil berdiri di toilet.

RWH berusaha menolak, tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa karena oknum tersebut mengancam akan mengeluarkannya jika menolak permintaannya. Setelah terpuasi hasratnya, si oknum pun membawa RWH kembali ke ruang kerja AD yang menjabat Kepala Seksi Operasional Satpol PP Kota Padang Sidempuan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com