Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelancaran Distribusi Pupuk di Banyumas Belum Merata

Kompas.com - 14/04/2009, 17:47 WIB

BANYUMAS, KOMPAS.com — Kelancaran distribusi pupuk urea bersubsidi di beberapa daerah di Kabupaten Banyumas belum merata. Beberapa petani masih kesulitan memperoleh pupuk, tetapi ada juga petani yang mudah memperolehnya.

Contohnya di Desa Menganti, Kecamatan Rawalo, umumnya petani di desa itu kesulitan memperoleh pupuk selama musim tanam kedua ini. "Sudah seminggu lebih ini, saya mencari pupuk di beberapa pengecer, tak ada yang jual," kata Kabirun, Ketua Gabungan Kelompok Tani Sido Muncul III, Desa Menganti, Selasa (14/4).

Menurut Kabirun, petani di Desa Menganti juga sebenarnya membutuhkan pupuk lebih banyak dari yang dialokasikan pemerintah. Sebab, karakteristik tanah di desanya memiliki daya serap tinggi sehingga pupuk mudah terserap ke dalam tanah. Karena itu, dia mengharapkan, alokasi pupuk ditambah dari 250 kilogram per hektar per tahun menjadi 350 kilogram per hektar per tahun.

"Kalau distribusinya lancar, dan pasokannya memadai, tentu kami tak akan kesulitan pupuk lagi," katanya.

Lain halnya yang dialami Sutar (52), petani di Desa Tambaksogra, Kecamatan Sumbang. Dia mengaku, sekarang mudah sekali memperoleh pupuk selama memiliki kartu kendali. Sejauh ini tak ada kendala. Harga per zaknya (sekarung pupuk isi 50 kilogram) juga sesuai harga eceran tertinggi Rp 60.000, katanya.

Begitu juga yang diutarakan Siswanto, 45 tahun, petani Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok. Membeli pupuk sekarang ini lebih tertib dibandingkan tahun lalu, ujarnya.

Menurut Manajer Pemasaran Pupuk Sriwijaya Banyumas, Iing Hasanudin, pada dasarnya distribusi pupuk di Banyumas telah dikendalikan cukup ketat. Setiap minggu ketiga, Wakil Bupati Banyumas selalu menyurvei kebutuhan pupuk tiap kecamatan.

Kalaupun memang ada desa yang kekurangan pasokan pupuk, lanjutnya, pengurus kelompok tani setempat bisa menanyakannya langsung kepada camat. Apalagi khususnya untuk Kecamatan Rawalo, sudah diberi pasokan pupuk urea bersubsidi sampai 278 ton. Mungkin camatnya yang salah hitung sehingga masih ada kekurangan, kata Iing.

Kepala Dinas Pertanian Banyumas Wisnu Hermawanto mengatakan, selama ini ada pemahaman yang salah di kalangan petani terkait penggunaan pupuk urea. Itulah sebabnya, petani selalu merasa kekurangan pupuk.

Karena sebetulnya, penggunaan pupuk yang berlebihan pun tak akan berpengaruh terhadap hasil pertanian. Kalaupun merasa kurang, sebaiknya petani menambahnya dengan pupuk organik agar tanah juga tidak jenuh dengan pupuk kimia, paparnya. (MDN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com