Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkopolhukam: Ada Indikasi Kesengajaan pada Kejadian Papua

Kompas.com - 09/04/2009, 14:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Enam penyerangan terjadi di Papua berturut-turut sejak sehari sebelum penyontrengan. Menkopolhukam, Widodo AS, mengatakan ada indikasi kesengajaan dari kelompok tertentu di Papua.

"Dari serangkaian kejadian tersebut diduga adanya kesengajaan dari kelompok tertentu di Papua atau adanya motif lain yang merobek keamanan selama ini," ujarnya, dalam konferensi pers bersama Kapolri, Jenderal (Pol) Hendarso Bambang Danuari, dan Pangdam Djoko Santoso, di Kantor Menkopolhukam, Jakarta, Kamis (9/4).

Namun, Kapolri mengatakan perusakan ini belum tentu berkaitan dengan kelompok sparatis dan pelaksanaan pemilu 2009 . "Semua masih diselidiki," kata dia.

Pada pukul 14.00 WIT Rabu (8/4) ada bom rakitan di Jembatan Muaratane Jayapura yang meledak. Bom yang terbuat dari pipa paralon. Setelah disisir, ternyata ada dua bom yang belum meledak di tempat yang sama.

Pukul 20.30 WIT hari yang sama, lima warga pendatang (tukang ojek) dikeroyok hingga tiga di antaranya meninggal dunia. Sementara, dua lainnya dirawat di rumah sakit dalam keadaan kritis.

Sedangkan pada pukul 22.30 WIT Rabu (8/4), ada ledakan di tangki nomor 11 milik PT Pertamina Biak pada saat pengisian. Api yang merambat ke perkampungan sekitar, menewaskan seorang warga.

Lalu, pada keesokan harinya, Kamis (9/4) pukul 01.00 ada penyerangan po polisi di daerah perbatasan. Setengah jam kemudian, ada penyerangan Polsek Abepura oleh sekelompok orang dengan bom molotov dan panah. Seorang pelaku, tewas pada insiden itu.  "Ada juga pembakaran Gedung Rektorat Universitas Cenderawasih dan bus-bus sekitarnya," tutur Menkopolhukam.

Namun, sejumlah peristiwa tersebut tidak mempengaruhi warga untuk melakukan penyontrengan. Berdasar data Mabes Polri, 75 persen warga masih menyontreng di sejumlah TPS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com