Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembuatan Tanggul Terkendala Pembebasan Lahan

Kompas.com - 27/02/2009, 22:05 WIB

SURABAYA, JUMAT- Pencegahan banjir melalui pembuatan tanggul di bantaran Sungai Bengawan Solo terkendala pembebasan lahan. Padahal beberapa titik tanggul buatan Pemerintah Belanda di sepanjang Bengawan Solo telah berusia tua dan rawan ambrol.

Kepala Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur Mustofa Chamal Basya mengungkapkan, saat ini terdapat ratusan hektar lahan di bantaran Sungai Bengawan Solo yang sulit dibebaskan. Beberapa daerah tersebut adalah 30,5 hektar lahan di Kabupaten Lamongan, 4,5 hektar di Kabupaten Gresik, dan 31 hektar di Kabupaten Bojonegoro.

Tanggul-tanggul di sepanjang Bengawan Solo telah kritis dan mendesak untuk dibangun permanen. Bahkan ada beberapa daerah yang tak memiliki tanggul sama sekali seperti di Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan. Proses pembebasan tanah yang lama dan warga yang tak mau berpindah tempat tinggal menjadi kendala utama, ujarnya Jumat (27/2) di Surabaya.

Air meluap

Akibat tak memiliki tanggul permanen, sekitar 740 permukiman di Kecamatan Babat, Banaran, Truni, dan Bedahan, Kabupaten Lamongan tergenang luapan Sungai Bengawan Solo.

Banjir menggenangi wilayah tersebut, Jumat (27/2) sekitar pukul 05.00 pagi. Pemukiman warga yang hanya berjarak tiga meter hingga lima meter dari Sungai Bengawan Solo akhirnya tergenangi hingga setinggi dua meter. Akibat ketinggian air terus bertambah, sebanyak 75 kepala keluarga di RT I/RWI Kelurahan Babat, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan terpaksa mengungsi ke Kantor Kelurahan Babat.

Wakil Bupati Lamongan Tsalit Fahami mengungkapkan, lahan relokasi telah disiapkan, namun warga tidak bersedia. Kami menyiapkan lahan relokasi di daerah Karangbinangun tetapi hanya beberapa warga yang bersedia dan sebagian besar tetap bersikeras tinggal di bantaran sungai, ucapnya.  

Supartini, warga Kelurah an Babat, Kecamatan Babat mengatakan, keluarganya telah mendiami bantaran sungai sejak puluhan tahun lalu. "Tiap tahun rumah kami selalu terkena banjir. Kalau harus relokasi kami tak memiliki cukup dana," tuturnya.

Selain wilayah Kabupaten Lamongan, banjir juga melanda Kabupaten Tuban. Sedikitnya l ima kecamatan tergenang banjir, antara lain Widang, Plumpang, dan Rengel. Kecamatan Widang sendiri sejak zaman pemerintahan Belanda didesain sebagai kawasan penampung luapan Sungai Bengawan Solo saat banjir.

Menanggapi hal ini, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf tetap akan menginstruksikan warga untuk tetap mengungsi. Pihaknya akan berkonsultasi dengan pemerintah pusat untuk menyiapkan anggaran bagi relokasi warga.

Menurutnya, penanganan banjir di beberapa wilayah harus disesuaikan dengan letak geografis tanah. Pada daerah bantaran sungai, relokasi warga harus segera dilakukan, sedangkan pa da daerah sekitar tanggul kritis cukup dilakukan peninggian tanggul atau pembuatan tanggul permanen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com