Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Lagi Pasien Ponari Meninggal

Kompas.com - 21/02/2009, 20:08 WIB

JOMBANG, SABTU - Pasien Ponari (9), dukun cilik asal Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang.
     
"Sebelumnya Dimas asal Desa Ngusikan menjalani pengobatan di rumah Ponari. Namun setelah penyakit 'meningo sefinitis' yang diderita bocah itu tambah parah, kedua orangtuanya membawa ke rumah sakit ini," kata Kasubid Pelayanan Medik RSUD Jombang, dr Pudji Leksono, Sabtu.
     
Menurut dia, penyakit radang otak yang diderita bayi berusia 3,5 tahun itu sudah memasuki Stadium III. "Kami sudah melakukan pengobatan secara maksimal, namun takdir berkata lain," kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Jombang itu.
     
Apalagi bocah tersebut terlambat dibawa orangtuanya ke rumah sakit. "Orangtuanya sempat percaya dengan pengobatan yang dilakukan Ponari. Tapi begitu keadaannya bertambah parah, baru dibawa ke rumah sakit," katanya.
     
Tiga hari menjalani perawatan di rumah sakit milik Pemkab Jombang itu, Dimas mengembuskan nafas terakhirnya, Rabu (18/2) lalu, akibat radang otak yang dideritanya menjalar ke seluruh tubuhnya.     
     
Meninggalnya bocah berusia 3,5 tahun itu menambah panjang daftar pasien Ponari yang tewas. Sebelumnya empat pasien Ponari tewas terinjak-injak di tengah antrean ribuan warga. Mereka adalah Marwi, warga Desa Ngronggot, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang; Nurul, warga Megaluh, Jombang; Rumiadi, warga Desa Sumberjo, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri; dan Mukhtasor, warga Kanigoro, Kabupaten Blitar.
     
Oleh sebab itu IDI Jombang mengimbau masyarakat luas untuk bersikap dewasa terhadap pengobatan alternatif yang sifatnya hanya memberikan efek "placebo" atau penderita merasakan kenyamanan sesaat, tetapi tidak sembuh permanen.
     
Menurut dia metode pengobatan yang dilakukan Ponari dan pengobatan alternatif lainnya tidak bisa dipertanggungjawabkan secara medis. Bahkan jauh hari sebelumnya, IDI telah menyatakan, bahwa air yang dikonsumsi warga dari sumur Ponari tanpa dimasak terlebih dulu, tidak dijamin kebersihannya.
     
"Air dalam kemasan saja masih ada yang tidak sehat, apalagi air yang dicelup batu dari tangan Ponari. Siapa yang menjamin kebersihan tangan Ponari?" kata Pudji Umbaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com