Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Langka Harus Dilepas ke Laut

Kompas.com - 02/01/2009, 22:11 WIB

BFC menginstruksikan kepada seluruh anggotanya untuk tidak membawa ikan hasil pancingannya. Khususnya ikan-ikan yang dianggap langka, seperti ikan jenis Black Bass. Ikan ini salah satu jenis ikan yang hanya ada di Kalimantan dan Papua. Ikan jenis ini memiliki tarikan yang sangat kuat.

"Kami ini kan penghobi dan pecinta jadi bukan mencari ikan terus dijual. Nah kalau kita sudah mendapatkan ikan maka kita lepaskan kembali ke laut, biasanya ikan yang kita lepaskan jenis ikan langka seperti Black Bass dan lain-lain," ujar Ketua Borneo Fishing Club (BFC) Anca kepada Tribun, Kamis (1/1).

Bahkan pihak BFC sedang melakukan pendekatan kepada Pemerintah Kota (pemkot) Balikpapan agar ikan yang berkategori jenis ikan langka agar dilindungi. Menurut penelitian, jenis ikan ini membutuhkan waktu satu tahun untuk mendapatkan bobot satu kilogram. Sehingga kalau dengan bobot 7 kilogram membutuhkan waktu tujuh tahun. Bahkan ikan ini sudah hampir punah.
"Kalau Orang Utan dan Beruang Madu dikategorikan dilindungi maka ikan jenis Black Bass juga layak dilindungi karena jenis ikan ini sangat langka. Sehingga Pemkot juga harus melindungi jenis ikan ini," katanya

Selain itu, ikan jenis ini sangat digemari oleh pemancing internasional seperti Singapura, Malaysia dan negara lainnya. "Banyak pemancing internasional yang kagum dengan kehebatan strike jenis ikan Black Bass ini. Sehingga setelah mendapatkan ikan ini, kita beri tanda dan dilepaskan kembali ke laut," tuturnya.

Ikan jenis Black Bass ini pernah dibudidayakan namun gagal dan semua bibit ikan ini mati.
"Pernah ikan ini dibudidayakan, namun gagal karena memiliki spesies dan keunikan tersendiri. Sehingga solusinya agar jenis ikan ini tidak punah sudah selayaknya dilindungi," katanya.

Saat ini BFC sudah membangun sekitar sembilan rumpon (rumah ikan) yang tersebar dibeberapa titik di laut. Rumpon tersebut berada disekitar 8 hingga 15 mill dari darat. Karena batu karang yang biasa digunakan ikan untuk berlindung dan bermain di perairan Balikpapan sudah memprihatinkan bahkan hampir tidak ada.

Keberadaan rumpon ini diharapkan bisa membuat ikan berkembang biak. "Rumpon itu kita bangun untuk membantu ikan agar bisa bermain di dalam rumpon itu. Selain itu rumpon itu bisa kita jadikan sebagai lokasi memancing bagi pemancing dasar atau pemula," kata Kepala Sekretariat Borneo Fishing Club (BFC) Heri Handoko kepada Tribun, di Sekretariat BFC,  Balikpapan, Jumat (2/1).   

Sedangkan lokasi memancing terdapat tiga kategori yakni kolam, muara dan laut. Di setiap lokasi ini  memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Misalnya, kalau di kolam bisanya untuk para pemancing pemula. Untuk kategori muara biasanya terdapat ikan-ikan tertentu saja.
"Sedangkan kalau di laut jauh berbeda, misalnya jenis ikannya lebih banyak, tantangan lebih berat, lebih bervariasi. Kalau di muara paling jenis ikannya lebih sedikit seperti kakap dan lainnya," ujarnya.

Menurut Heri, memancing memiliki kesenangan tersendiri. Karena kita dilatih untuk bersabar karena menunggu ikan. "Memancing bagi saya untuk melatih kesabaran. Sebab di sini kita dituntut untuk sabar menanti ikan yang kita dapatkan. Nah disinilah keasyikannya," katanya. (fer)

EMPAT TEHNIK MEMANCING 
Jiging: Menurunkan umpan metal jiging sampai ke dasar laut atau kedalaman tertentu, kemudian menarik ke atas dengan cara menyentak joran secara berirama dan vertikal
Poping: Melempar poper dari kayu kemudian menarik umpan dengan cara menyentak joran, sehingga menimbulkan percikan-percikan air di permukaan (horisontal)

Casting: Umpan minow dilempar kemudian ditarik secara perlahan, maka umpan tersebut akan menyelam sampai ke dalaman tertentu, tergantung tipe minow. Umpan bergerak seakan-akan ikan kecil yang sedang berenang. Trolling: Hampir sama dengan casting. Tapi ditarik melainkan diulur kebelakang kapal kurang lebih 10-50 meter, sambil kapal berjalan. (fer)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com