Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Berambut Tintin Diduga Menculik Nedi

Kompas.com - 01/11/2008, 15:56 WIB

MAGELANG, SABTU — Nedi Marta (13), siswa kelas VIII-A SMP Negeri 2 Muntilan, Magelang, dilaporkan ayahnya, Mardijana (49), ke kepolisian setempat karena diduga menjadi korban penculikan saat pulang sekolah.
     
"Saya sudah lapor ke polres (Kepolisian Resort) setempat, tetapi sampai sekarang anak saya belum pulang," kata Mardijana di Magelang, Sabtu.
     
Ia mengatakan, kepolisian telah membuat surat pengaduan itu. Polisi, katanya, menyarankan kepada dirinya untuk menunggu hingga tiga hari. Jika dalam waktu tiga hari anak itu tidak pulang, polisi akan melakukan pencarian.
     
Nedi yang ciri-cirinya antara lain tinggi badan sekitar 150 sentimeter, warna kulit sawo matang, dan rambut lurus itu adalah warga Dusun Kwilet, Desa Ketunggeng, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.
     
Saksi mata yang juga kawan sekelas korban, Eko Bagus Sulistyo (13), mengatakan, pada Jumat (31/10) sekitar pukul 11.00 dirinya bersama Nedi dari sekolahnya berjalan kaki hingga Jalan Pemuda, Muntilan, untuk mencegat angkutan umum menuju rumah masing-masing.
     
Seorang pemuda yang mengaku bernama Sigit, mahasiswa di Yogyakarta, dengan ciri-ciri antara lain tinggi badan sekitar 170 sentimeter, warna kulit kuning, rambut model Tintin atau jambul (tokoh film kartun), mengenakan celana jins warna hitam, dan jaket jin warna abu-abu, mendekati dua anak itu.
     
Pemuda itu meminta tolong dua anak tersebut untuk diantar ke anjungan tunai mandiri (ATM) salah satu bank terdekat. Di tepi Jalan Pemuda Muntilan terdapat sebuah ATM milik salah satu bank.
     
"Kami antarkan orang itu ke ATM, tetapi kami tidak boleh pulang karena akan diberi uang, tetapi ternyata uang di ATM itu katanya tidak cukup, kami disuruh mengantarkan ke ATM lainnya di Magelang (Kota Magelang)," katanya.
     
Mereka bertiga kemudian menumpang bus umum menuju Kota Magelang. Setelah tiba di Alun-Alun Kota Magelang, pemuda itu mengajak mereka makan di rumah makan sebuah swalayan di kawasan itu.
     
Pelaku, katanya, mengaku kehilangan dompet, lalu meminjam telepon seluler milik korban untuk menghubungi ibunya. Pelaku mengaku diperintah ibunya untuk memblokir rekeningnya di bank.
     
Ia juga mengatakan, pelaku telah meminta uang kepada korban Rp 35.000 dan dirinya sebanyak 5.000 rupiah. "Orang itu lalu mengajak Nedi menemaninya ke bank dan saya disuruh menunggu di rumah makan itu," katanya.
     
Hingga sekitar pukul 15.00 mereka tidak datang lagi ke tempat itu. Eko kemudian pulang dan memberitahukan kejadian itu kepada orangtua Nedi. Mardijana sempat mencari anaknya di rumah kerabat dan teman-teman Nedi, tetapi tidak menemukannya. Ketika Sabtu  Nedi juga tidak tampak di sekolahnya, kemudian dia melapor kepada kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com