Lima Kecamatan di Ngawi Terancam Kekeringan

NGAWI, SENIN - Suplai air dari dua waduk dan sumur pompa untuk pertanian di Kabupaten Ngawi terus menipis. Kondisi ini mengancam pertanian di lima kecamatan di Ngawi.

"Suplai air yang ada sekarang diperkirakan tinggal 25 persen sedangkan yang dibutuhkan oleh seluruh petani yang menanam padi di Ngawi dua kali lipat dari jumlah itu," kata staf di Bagian Hama dan Penyakit Tanaman dan Bencana Alam, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Ngawi, Edi Suwarno, Senin (22/9).

Suplai air untuk sawah petani berasal dari dua waduk besar, yaitu Waduk Pondok dan Sangiran. Selain itu, petani juga menggantungkan pengairan dari sumur pompa.

Saat ini, lanjut Edi, air untuk mengairi padi berusia 30-45 hari di Ngawi masih tersedia. Namun saat usia padi 60-70 hari atau saat padi berbuah, dikhawatirkan suplai air ini sudah tidak ada lagi, sehingga berpotensi membuat padi kekurangan air dan bisa menyebabkan gagal panen.

"Kecuali kalau nanti pada bulan Oktober, hujan sudah turun di Ngawi, maka ancaman kekeringan ini tidak terjadi pada musim tanam ketiga ini," ujar Edi.

Ada lima kecamatan yang sawahnya terancam kekurangan air pada musim tanam ketiga ini. Kelimanya adalah Kecamatan Paron, Kedunggalar, Geneng, Padas, dan Kwadungan. Pada musim tanam kedua lalu, tercatat sebanyak 1.100 hektar sawah mengalami kekeringan.