Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindikat Eksploitasi Anak Dibongkar

Kompas.com - 28/08/2008, 15:19 WIB

PANGKALPINANG, KAMIS-Dinas Sosial Provinsi Babel berhasil membongkar jaringan sindikat eksploitasi anak antarprovinsi. Dari razia yang dilaksanakan pada, Kamis (28/8) pukul 10.15 WIB, petugas berhasil menjaring tiga gadis di bawah umur masing-masing bernama Ayu (15), Kenan (15), dan Lina (17) di kawasan parkir Plaza Pangkalpinang.

Modus eksploitasi anak ini adalah dengan meminta-minta sumbangan untuk panti asuhan Al Ikhlas dan Baiturrahim yang letaknya berada jauh di Makasar, Sulawesi Selatan dan Palu, Sulawesi Tengah. Tertangkapnya tiga gadis di bawah umur ini ternyata menguak keberadaan sindikat yang rupanya sudah lama diintai oleh Dinas Sosial. Tak hanya beroperasi di Pangkalpinang dan sekitarnya, namun anak-anak yang konon berada dibawah kontrol jaringan sindikat yang biasa disebutsebut sebagai Ibu Bos ini bahkan sudah merambah wilayah-wilayah kabupaten seperti Muntok, Bangka Barat hingga Toboali, Bangka Selatan.

Mirisnya lagi, bocah-bocah tanpa dosa ini dipaksa meminta sumbangan dengan target Rp 60 ribu per hari atau setidaknya harus mengumpulkan Rp 1 juta per bulan bagi setiap orang anak. Usia bocah-bocah yang notabenenya merupakan anak putus sekolah ini berkisar dari 7 tahun hingga 17 tahun. Dari keterangan yang berhasil dihimpun harian ini, setidaknya ada 15 anak di bawah umur yang dipekerjakan sebagai peminta sumbangan di wilayah Babel. Sedangkan tempat penampungan belasan bocah ini disinyalir berada di Kelurahan Kacang Pedang, Kecamatan Gerunggang, Pangkalpinang.

Konon katanya, sindikat eksploitasi anak tersebut sudah beroperasi di Babel kurang lebih dua sampai tiga bulan yang lalu. Anak-anak ini sendiri dibawa dari Makasar, Sulawesi Selatan ke Babel dengan menggunakan kapal penumpang dengan sistem rombongan yang melibatkan satu sampai dua Ibu Bos.

Tim dari Dinas Sosial Provinsi Babel menegaskan, otak sindikat ini sebenarnya berjumlah satu orang lebih. Dari penelusuran yang dilakukan harian ini, ternyata yang menjadi biang keladi untuk wilayah Babel disinyalir bernama Ny Kamariah dan Ny Ria yang hingga saat ini masih diburu oleh aparat kepolisian.

"Dalam membongkar sindikat ini, kami sengaja melibatkan banyak pihak salah satunya pihak kepolisian. Hingga saat ini, otak sindikat untuk wilayah Babel masih dicari. Posisinya sudah kita dapatkan, yakni di Kelurahan Kacang Pedang. Anak-anak ini di ditampung pada sebuah rumah yang kita indikasikan rumah kos," kata Kabid Bantuan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Provinsi Babel Mikron Antartika.

Ia menjelaskan, terbongkarnya sindikat eksploitasi anak ini merupakan hasil pengintaian dan penyelidikan selama beberapa hari. Setelah diperoleh peta operasional para peminta sumbangan, maka petugas segera melakukan razia. Mikron juga mengaku, dari hasil razia yang dilakukan, diperoleh barang bukti berupa kupon  sumbangan, surat menyurat, serta uang sejumlah Rp 71.500, dari ketiga orang anak tersebut.

"Memang barang bukti uang yang kita temukan agak sedikit. Maklum, mereka baru beroperasi sekitar satu sampai dua jam dan waktu razia juga belum begitu siang. Ketiga gadis ini sempat menangis saat kami bawa ke kantor. Namun setelah petugas kami menenangkan mereka, akhirnya ketiga anak bisa tenang dan mau memberi informasi seputar tempat penampungan mereka dan orang yang berada di balik operasi mereka," jelas Mikron.

Ia menyayangkan adanya tindakan ini. Pihaknya juga telah melakukan konteks ke Dinas Sosial Provinsi Sulsel dan Sulteng terkait persoalan ini. Untuk itu, Mikron juga mengaku pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan pihak terkait termasuk IOM (International Organization Migran) dalam rangka pemulangan anakanak korban eksploitasi ini.

"Sebenarnya kita sudah memiliki tempat penampungan, tapi belum bisa diperasikan. Jadi sepertinya anakanak ini akan kita pulangkan dulu ke penampungan mereka lalu jika kondisi sudah kondusif, baru kita pulangkan mereka ke daerah asal. Selain itu, kami juga menjalin kerjasama dengan LSM P2HP terkait penanganan persoalan ini sehingga tidak terjadi hal serupa," ungkapnya. (Bangka Pos/i3)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com