Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Danamon Peduli Kerjasama Pengolahan Sampah dengan Bantul

Kompas.com - 17/03/2008, 17:32 WIB

BANTUL, SENIN-Yayasan Danamon Peduli menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bantul untuk mengolah sampah menjadi pupuk organik atau kompos. Diharapkan pupuk tersebut bisa dimanfaatkan petani untuk mengembalikan struktur kesuburan tanah. Sayangnya, antusias petani menggunakan pupuk organic masih sangat minim.

Direktur Eksekutif Yayasan Danamon Peduli Risa Bhinekawati, dalam acara lokakarya pengolahan sampah di Aula Pemkab Bantul, Senin (17/3) mengatakan pengolahan sampah diutamakan pada sampah pasar tradisional. Tujuannya untuk menjaga kebersihan pasar sehingga masyarakat bisa lebih nyaman.

Saat ini pertumbuhan pasar tradisional terus menurun hingga 8,1 persen, sementara pasar modern justru tumbuh sekitar 31,4 persen. Salah satau kemunduran pasar tradisional karena kondisi yang kotor, sehingga pengunjung merasa tidak nyaman. Karenanya kami l ebih memprioritaskan pengolahan sampah pasar, katanya.

Selain di Bantul program Kompos Danamon Peduli juga dilaksanakan di 65 kabupaten lain dengan total dana Rp 4,5 miliar. Di Indonesia, jumlah pasar tradisional diperkirakan mencapai 13.450 buah dengan pedagang sekitar 12,6 juta orang.

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul Edi Suharyanto, yang juga hadir dalam acara tersebut kebutuhan pupuk untuk sektor pertanian dan perkebunan di Bantul selama ini banyak dipenuhi dari pupuk kimia. Petani masih enggan menggunakan pupuk organik karena merepotkan. Untuk lahan satu hektar setidaknya butuh 1 ton pupuk dan itu harus diangkit dengan 3 kali pick up, katanya.

Edi menegaskan, fungsi pupuk organik sebenarnya bukan menggantikan pupuk kimia karena kandungan unsur haranya lebih kecil, melainkan untuk mengembalikan struktur tanah yang tingkat kesuburannya menurun akibat penggunaan pupuk kimia secara terus menerus.(ENY)  

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com