Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penderita Thalasemia Sayangkan Askeskin Tak Lagi Berlaku

Kompas.com - 03/02/2008, 20:03 WIB

BANYUMAS, MINGGU - Para penderita thalasemia yang tergabung dalam Paguyuban Penderita Thalasemia Banyumas menyayangkan dicabutnya program asuransi kesehatan keluarga miskin. Pencabutan itu menyebabkan mereka terancam tak lagi bisa memperoleh pelayanan pengolahan darah dengan biaya ringan.

Seperti Daryati (43), buruh tani di Desa Gelang, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara ini, Minggu (3/2), mengatakan, setiap seminggu sekali dia harus membawa kedua anaknya untuk menjalani pengolahan darah komponen di Palang Merah Indonesia Cabang Banyumas. Sejak Askeskin dicabut, dia harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk pengolahan darah komponen bagi kedua anaknya itu, setidaknya Rp 1,1 juta per bulan.  "Setiap kali pengolahan darah, biayanya sekitar Rp 139.000. Itu hanya untuk satu anak. Kalau kedua anaknya harus menjalani pengolahan darah, biayanya mencapai Rp 278.000,” katanya.

Menurut Ketua Paguyuban Penderita Thalasemia  Banyumas, Gondo Wulandari, sejauh ini ada 62 penderita thalasemia yang tergabung di dalam paguyuban, dan mereka tersebar di Kabupaten Banyumas dan Banjarnegara. “Sebagian besar mereka berasal dari keluarga miskin atau pra sejahtera yang sangat membutuhkan bantuan biaya untuk menjalani pengolahan darah komponen,” katanya menjelaskan.

Sejak askeskin dicabut, lanjutnya, pihaknya berusaha mencari solusi dengan mencari dana bantuan dari sejumlah pihak dan juga Pemerintah Kabupaten Banyumas serta Banjarnegara. “Kami mengharapkan masing-masing pemerintah kabupaten dapat memberikan perhatiannya kepada penderita thalasemia ini. Harapan kami, pemerintah kabupaten dapat memberikan alokasi dana khusus yang diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk perawatan pengolahan darah ini,” katanya.

Terlebih lagi, lanjutnya, pada tahun ini PMI juga ikut tak lagi memberikan subsidi untuk pengolahan darah bagi penderita thalasemia. Sebelumnya pada tahun 2007 lalu, lanjutnya, sebagian biaya pengolahan darah disubsidi oleh askeskin sebesar Rp 120.000 dan disubsidi oleh PMI sebesar Rp 19.000. “Tapi sekarang, sama sekali tak ada lagi subsidi untuk pengolahan darah ini,” ucapnya.

Wakil Ketua PMI Cabang Banyumas Widodo Said mengatakan, pencabutan subsidi bagi penderita thalasemia itu disebabkan defisit yang dialami PMI Cabang Banyumas mencapai Rp 271 juta. "Defisit itu juga disebabkan karena PT Askes menunggak pembayaran pengolahan darah sejak Oktober 2007 hingga Januari 2008. Karena itulah kami belum bisa ikut membantu memberikan subsidi pengolahan darah bagi penderita thalasemia ini,” katanya. (MDN)

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com