Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Nyaman, Warga Terkena Dampak Tol di Klaten Patungan Beli Lahan untuk Kampung Baru

Kompas.com - 31/05/2023, 21:17 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

 

KLATEN, KOMPAS.com - Warga RT 005 Dukuh Desan Wetan, Desa Joton, Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah yang terkena dampak pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta membuat kampung baru.

Mereka membeli bidang tanah sawah seluas 4.500 meter persegi di Dusun Mampiran berjarak sekitar 100 meter dari tempat tinggal mereka yang lama untuk membangun rumah baru.

Rumah warga ini ada yang sudah selesai dibangun, ada yang baru proses bangun dan ada yang sama sekali belum dimulai pembangunannya.

Baca juga: Terkena Dampak Tol Solo-Jogja, Warga Desa di Klaten Ramai-ramai Buat Kampung Baru untuk Tempat Tinggal

Adapun luas tanah dan bangunan milik masing-masing warga di kampung baru ini bervariasi, mulai dari 125 meter persegi, 150 meter persegi hingga 200 meter persegi.

Salah satu warga, Jangkung (50) mengatakan, warga sengaja membeli satu bidang tanah sawah sebagai tempat tinggal baru karena mereka tidak ingin berpisah dan keluar dari Desa Joton.

Mereka sudah menganggap warga satu dengan lainnya yang terkena dampak pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta sebagai keluarga.

"Mungkin kita sudah nyaman dengan warga. Dari dulu, dari kecil. Dari nenek, dari kakek memang sudah bareng-bareng. Jadi warga patungan bayar lahan ini bareng-bareng," kata Jangkung ditemui Kompas.com di Dusun Mampiran, Joton, Klaten, Jawa Tengah, Rabu (31/5/2023).

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Angela Lee di Tol Salatiga, Ini Kata Kapolres

Menurut dia, warga mulai membangun rumah di kampung baru sejak mereka menerima pembayaran uang ganti kerugian pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta sekitar tiga bulan lalu.

Jangkung mengatakan, pekarangan dan rumahnya yang terkena dampak jalan tol luasnya sekitar 680 meter persegi. Dia pun menerima uang pembayaran ganti kerugian sekitar Rp 2 miliar.

"Mulainya (pembangunan rumah) pencairan tahap pertama kira-kira tiga bulan," ungkap dia.

Dia menyampaikan ada 19 kepala keluarga (KK) yang membangun rumah di kampung baru Dusun Mampiran. Termasuk mertua dan orangtuanya juga membangun rumah di lahan ini.

"Satu blok ini ada 19 KK. Mereka semua terkena dampak jalan tol," terang dia.

Sebelumnya, Kepala Desa (Kades) Joton, Aris Gunawan mengatakan, warga Joton yang terkena dampak pembangunan jalan tol dan harus relokasi ke lokasi baru ada sekitar 90 kepala keluarga (KK).

Mereka berasal dari dua rukun tetangga (RT) yakni RT 005 Dukuh Desan Wetan dan RT 004 Dukuh Bladu. Mereka sepakat membeli lokasi baru untuk dibangun rumah sebagai tempat tinggal.

"Kemarin itu ada satu kelompok itu dari warga RT 005 Desa Wetan bareng-bareng beli sawah dua petak. Kurang lebih luasannya 4.100 meter persegi," kata Aris dihubungi Kompas.com, Selasa (30/5/2023).

Menurut Aris, lahan sawah tersebut ditempati sekitar 29 KK. Di pinggir lokasi tersebut juga ada warga yang ikut mendirikan bangunan tempat tinggal. Kurang lebih ada delapan KK. Lokasi baru ini berada di timur Dukuh Mampiran atau sekitar 100 meter dari lokasi lama.

"Sebenarnya cuma geser deket kok (dari lokasi pembangunan jalan tol). Terus dibeli ramai-ramai untuk didirikan bangunan bersama-sama. Kurang lebih ada 29 KK," kata dia.

Kemudian warga lainnya juga membeli sawah di selatan Dukuh Desan Wetan dan barat Desa Mampiran sebagai lokasi baru untuk didirikan rumah tinggal. Ada sekitar 22 KK yang mendirikan bangunan rumah di lokasi ini.

"Ini (warga) sudah mulai bangun di situ. Terus sebagian sisanya ada yang membeli pekarangan di tetangga desa cuma beda RT saja. Karena warga kami tidak pengin keluar dari Joton," ungkap Aris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Regional
150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

Regional
Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Regional
Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Regional
Polresta Cirebon Siaga Kepadatan Pemudik Awal Saat 'Long Weekend'

Polresta Cirebon Siaga Kepadatan Pemudik Awal Saat "Long Weekend"

Regional
Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Sebut Kinerja Pemprov pada 2023 Meningkat, Berikut Indikator Capaiannya

Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Sebut Kinerja Pemprov pada 2023 Meningkat, Berikut Indikator Capaiannya

Regional
Berawal dari Rebutan Lahan, Peternak Bebek di Klaten Tewas Usai Adu Jotos dengan Rekannya

Berawal dari Rebutan Lahan, Peternak Bebek di Klaten Tewas Usai Adu Jotos dengan Rekannya

Regional
Prabowo Dorong Ketua DPD Gerindra Jateng Sudaryono Maju Pilgub Jateng

Prabowo Dorong Ketua DPD Gerindra Jateng Sudaryono Maju Pilgub Jateng

Regional
Kasus Investasi Bodong di Kalsel, Mobil Tangki BBM Milik Pelaku Diamankan

Kasus Investasi Bodong di Kalsel, Mobil Tangki BBM Milik Pelaku Diamankan

Regional
Pengamanan Lebaran di Riau, 62 Posko Siaga Didirikan dan Ribuan Personel Pengamanan Diterjunkan

Pengamanan Lebaran di Riau, 62 Posko Siaga Didirikan dan Ribuan Personel Pengamanan Diterjunkan

Regional
Kronologi Pembunuhan Penjual Madu di Serang Banten, Pelaku Mantan Bos Dendam karena Utang

Kronologi Pembunuhan Penjual Madu di Serang Banten, Pelaku Mantan Bos Dendam karena Utang

Regional
Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus Disertai Dentuman Kuat

Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus Disertai Dentuman Kuat

Regional
Kisah Masjid Wali di Bibir Sungai Lusi yang Tak Pernah Kebanjiran

Kisah Masjid Wali di Bibir Sungai Lusi yang Tak Pernah Kebanjiran

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Regional
Beda Nasib Mahasiswa Unnes dan Udinus Saat Ikut Program Ferienjob di Jerman

Beda Nasib Mahasiswa Unnes dan Udinus Saat Ikut Program Ferienjob di Jerman

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com