Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga di Sumenep Tolak Tambak Garam dan Desak BPN Cabut SHM Pantai Gersik Putih

Kompas.com - 17/05/2023, 23:42 WIB
Ach Fawaidi,
Krisiandi

Tim Redaksi

SUMENEP, KOMPAS.com - Massa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak melakukan aksi demonstrasi di depan kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Rabu (17/5/2023).

Kedatangan mereka dalam rangka menolak pembangunan garam di kawasan pantai Desa Gersik Putih, Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep.

Warga juga mendesak Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sumenep untuk mencabut sertifikat Hak Milik (SHM) kawasan pantai Desa Gersik Putih.

"Tempat itu (kawasan pantai Desa Gersik Putih) menjadi tempat mata pencaharian kami. Kalau (Tambak Garam) direalisasikan, itu akan berdampak kepada lingkungan dan mata pencaharian kita (sebagai nelayan) terputus," kata perwakilan massa, M Faiq kepada wartawan, Rabu.

Baca juga: 3 Partai Politik di Sumenep Tak Daftarkan Bacaleg ke KPU

Faiq menyebut, warga Desa Gersik Putih sudah bersurat ke BPN Sumenep sebanyak tiga kali untuk meminta SHM kawasan pantai Desa Gersik Putih dicabut. Namun, pihak BPN tak merespons surat tersebut.

Merasa tak dianggap, warga kemudian mendatangi kantor BPN Sumenep untuk menyampaikan aspirasi meraka secara langsung.

"Kami sudah mengirim surat tiga kaki tapi sama sekali tidak ada respon dari pihak BPN perihal pembatalan pembangunan tambak garam tersebut," kata Faiq.

Warga, lanjut Faiw, meminta SHM atas nama perorangan itu dicabut karena di kawasan Pantai Gersik Putih akan dibangun tambak garam oleh investor.

Alasannya, selain merupakan kawasan lindung, area tersebut merupakan lahan masyarakat sekitar menangkap ikan.

"Karena jika (tambak garam) dibangun, itu melanggar aturan seperti RTRW (rencana tata ruang wilayah), apalagi itu kawasan lindung yang tidak boleh dibangun tambak garam," tuturnya.

Di tempat yang sama, Kepala BPN Kabupaten Sumenep Kresna menyampaikan menerima tuntutan warga terkait sertifikat Hak Milik (SHM) kawasan pantai Desa Gersik Putih.

Baca juga: 148 Calon Jemaah Haji Asal Sumenep Pilih Mundur, Mengapa?

Namun, untuk turun ke lapangan, pihaknya butuh pendampingan dari aparat penegak hukum (APH), khususnya kepolisian.

"Sertifikat (SHM) di atas laut itu kami perlu adakan identifikasi dan verifikasi antara lain turun ke lapangan. turun ke lapangan juga ada prosedurnya, kami ke lapangan perlu didampingi APH," kata dia.

"Makanya nanti (warga) membuat pengaduan kepada polisi terkait sertifikatnya itu, nanti yang memohon dari pihak APH, baru kami bisa ke lapangan untuk mengukur," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Cekcok Pemuda Berujung Saling Serang di Kota Tual Maluku, 1 Korban Tewas

Cekcok Pemuda Berujung Saling Serang di Kota Tual Maluku, 1 Korban Tewas

Regional
Ayah Perkosa Anak Kandung Sampai Hamil di Banten, Sempat Temani Persalinan

Ayah Perkosa Anak Kandung Sampai Hamil di Banten, Sempat Temani Persalinan

Regional
Melihat Kesibukan Warga Jawa Tondano Menyambut 'Bakdo Kupat'

Melihat Kesibukan Warga Jawa Tondano Menyambut "Bakdo Kupat"

Regional
Motif Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Sakit Hati karena Tak Dianggap

Motif Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Sakit Hati karena Tak Dianggap

Regional
Silsilah RA Kartini, Pejuang Emansipasi yang Berdarah Biru

Silsilah RA Kartini, Pejuang Emansipasi yang Berdarah Biru

Regional
Korban Meninggal Bentrok di Tual Maluku Dimakamkan

Korban Meninggal Bentrok di Tual Maluku Dimakamkan

Regional
Jeffri Kaget Kaus Merahnya Dipakai oleh Pembunuh Ibu dan Anak di Palembang, Diambil Pelaku dari Rumah Kosong

Jeffri Kaget Kaus Merahnya Dipakai oleh Pembunuh Ibu dan Anak di Palembang, Diambil Pelaku dari Rumah Kosong

Regional
Tradisi Sungkem Tlompak, Wujud Syukur Masyarakat Lereng Gunung Merbabu

Tradisi Sungkem Tlompak, Wujud Syukur Masyarakat Lereng Gunung Merbabu

Regional
Sepekan Setelah Lebaran, Harga Bawang Merah di Tingkat Petani Brebes Rp 50.000 per Kg

Sepekan Setelah Lebaran, Harga Bawang Merah di Tingkat Petani Brebes Rp 50.000 per Kg

Regional
Kronologi Ganda Bunuh Istri dan Anak Mantan Bos di Palembang gara-gara Gaji yang Dibayar Tak Sesuai

Kronologi Ganda Bunuh Istri dan Anak Mantan Bos di Palembang gara-gara Gaji yang Dibayar Tak Sesuai

Regional
Diadakan di 14 Titik, Festival Balon Udara di Wonosobo Bakal Dikunjungi Puluhan Ribu Wisatawan

Diadakan di 14 Titik, Festival Balon Udara di Wonosobo Bakal Dikunjungi Puluhan Ribu Wisatawan

Regional
Pembunuh Bocah TK yang Ditemukan Tewas Tanpa Busana di Goa Terungkap, Saat Ini Masih Buron

Pembunuh Bocah TK yang Ditemukan Tewas Tanpa Busana di Goa Terungkap, Saat Ini Masih Buron

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com