KOMPAS.com - Upacara Adat Sulawesi Selatan telah berlangsung secara turun-temurun hingga saat ini.
Pelaksaan upacara adat Sulawesi Selatan umumnya dilakukan setahun sekali.
Selain sebagai tradisi, makna upacara adat Sulawesi Selatan juga sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur maupun peninggalannya.
Upacara adat dilakukan di beberapa wilayah di Sulawesi Selatan.
Berikut ini sejumlah upacara adat Sulawesi Selatan
Rambu Solo merupakan ritual pemakaman adat suku Toraja, Sulawesi Selatan. Upacara ini sebagai bentuk penghormatan terhadap orang yang telah meninggal.
Tujuan upacara adat Rambu Solo adalah mengantarkan orang yang telah meninggal ke alam roh.
Masyarakat suku Toraja beranggapan orang yang telah meninggal benar-benar sudah meninggal jika prosesi upacara Rambu Solo terpenuhi.
Baca juga: Mengenal Rambu Solo, Upacara Pemakaman Adat Toraja, dari Prosesi hingga Biaya
Prosesi Rambu Solo dibagi menjadi dua, yaitu:
Kedua prosesi tersebut berlangsung secara harmoni dalam satu kegiatan pemakaman. Lama prosesi pemakaman dilakukan selama tiga sampai tujuh hari.
Puncak Rambu Solo biasannya dilakukan pada Juli dan Agustus.
Prosesi pemakaman atau rante dilakukan di lapangan yang berada di tengah rumah atau Tongkanan, yang terdiri dari:
Rambu Tuka' atau rampe mata allo adalah upacara suka cita atau syukuran.
Upacara adat ini dilakukan sebagai perayaan, seperti syukuran rumah, hasil panen yang baik, dan rasa kegembiraan yang lain.
Masyarakat setempat menyakini bahwa Rambu Tuka' telah berkembang sejak zaman purbakala bahkan saat kedatangan manusia pertama di bumi.
Baca juga: Tradisi Rambu Solo, Ajang Perekat Keluarga Bangsawan di Mamasa