Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Sekolah di Pelosok Kaltara, Terapkan Kurikulum Merdeka Belajar Sebelum Era Nadiem, Siswa Senang Saat Belajar

Kompas.com - 13/04/2023, 22:35 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

BULUNGAN, KOMPAS.com – Wilayah pelosok Kalimantan Utara (Kaltara), sering kali identik dengan ketertinggalan. Mutu pendidikan juga kerap dianggap tak sehebat sekolah di perkotaan. 

Namun siapa sangka, stigma dan opini tersebut terbantahkan dengan keberadaan 7 sekolah penggerak di Kabupaten Bulungan, yang ternyata sudah menerapkan sistem pembelajaran merdeka sejak 2017, jauh sebelum Mendikbud Ristek Nadiem Makariem meluncurkannya. 

Kurikulum Merdeka Belajar yang didorong Mendikbud Ristek telah dipraktikkan dengan apik dan luwes, di provinsi termuda di Indonesia ini.

Kompas.com mencoba mengunjungi salah satu sekolah penggerak yang juga ditunjuk sebagai piloting untuk sistem pembelajaran merdeka, di SDN 005 Tanjung Palas Timur, Bulungan, Kaltara.

Baca juga: 268.0000 Sekolah Telah Implementasikan Kurikulum Merdeka

Senyum ceria dan semangat anak-anak terlihat nyata. Mereka yang tadinya hanya disuguhi penjelasan guru tanpa memahami pelajarannya, kini bersemangat sekolah dan tidak ingin absen.

"Suka sekali kami ini kalau memang disuruh belajarnya macam main begini. Biar pulang sore ndak papa," ujar Nahdah, murid kelas 1 SDN 005 Tanjung Palas, saat ditanya responnya terhadap pelajaran di sekolah, Rabu (12/4/2023).

Ungkapan Nahdah, juga disetujui Arumi Ain, ketua kelas I yang merupakan murid menonjol di sekolah tersebut.

"Tidak ada bosannya, kan kami belajar kelompok terus selalunya. Jadi asyik dan senang, tidak ada bosan," ungkapnya.

Ruang kelas, meskipun terbuat dari papan, didesain meriah dengan warna dan gambar yang sesuai dengan selera anak. Terlihat banyak gambar edukasi dan pohon bertuliskan cita-cita anak-anak, sampai keberadaan pojok baca di setiap kelasnya.

Konsep menghamba pada murid

Wali kelas 1 SDN 005 Tanjung Palas, Hasni mengatakan, guru-guru di sekolahnya mencoba memposisikan siswa sebagai prioritas dalam pendidikan.

"Guru memiliki tanggung jawab besar dan dituntut mencetak generasi penerus yang berdaya saing tinggi. Untuk itu, guru haruslah memiliki hati yang murni untuk mendedikasikan perhatian, komitmen kepada siswa," ujarnya.

Dalam kurikulum di sekolahnya, para guru mencoba konsep menghamba pada murid. Dalam artian, menempatkan siswa sebagai prioritas dalam kegiatan apapun.

‘’Jadi sebelum kurikulum Merdeka Belajar menjadi program nasional, sekolah kami sudah melakukan itu sejak 2017. Tidak ada beda metode pembelajarannya, malah saling melengkapi,’’ kata dia.

Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar, sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan minat peserta didik. Para murid dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai kemampuan dan diberikan materi ajar sesuai kemampuannya.

‘’Mengajari murid, bukan bertujuan untuk mengejar target tertentu, yang notabene terikat pada konten mata pelajaran. Tapi bagaimana murid memahami apa yang kita sampaikan dan tidak merasa tertekan saat belajar di sekolah,’’ imbuhnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Regional
BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer 'Rossby Ekuator'

BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer "Rossby Ekuator"

Regional
Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut 'Cuci Uang' Hasil Narkoba

Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut "Cuci Uang" Hasil Narkoba

Regional
Kaesang Diusung Jadi Cagub DKI Jakarta, Gibran Ogah Tanggapi

Kaesang Diusung Jadi Cagub DKI Jakarta, Gibran Ogah Tanggapi

Regional
Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan dalam Kondisi Berpelukan

Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan dalam Kondisi Berpelukan

Regional
Sempat Ditutup Imbas Erupsi Marapi, BIM Kembali Dibuka

Sempat Ditutup Imbas Erupsi Marapi, BIM Kembali Dibuka

Regional
Polisi Minta Tambah SPKLU di Tol Jateng, Saat Ini Hanya Ada 21

Polisi Minta Tambah SPKLU di Tol Jateng, Saat Ini Hanya Ada 21

Regional
Soal Nama yang Akan Diusung di Pilkada Semarang, DPC Partai Demokrat Tunggu Petunjuk

Soal Nama yang Akan Diusung di Pilkada Semarang, DPC Partai Demokrat Tunggu Petunjuk

Regional
Musrenbang RPJPD Banten 2025-2045, Pj Gubernur Al Muktabar: Fokuskan pada Pencapaian Indonesia Emas 2045

Musrenbang RPJPD Banten 2025-2045, Pj Gubernur Al Muktabar: Fokuskan pada Pencapaian Indonesia Emas 2045

Regional
Calo Tiket Bus yang Ancam Penumpang di Pelabuhan Merak Sudah Beroperasi 3 Bulan

Calo Tiket Bus yang Ancam Penumpang di Pelabuhan Merak Sudah Beroperasi 3 Bulan

Regional
Rektor UIN Salatiga Bantah Mahasiswanya Ikut Program Ferienjob di Jerman

Rektor UIN Salatiga Bantah Mahasiswanya Ikut Program Ferienjob di Jerman

Regional
4 Kecamatan di Demak Masih Terdampak Banjir, Balai Desa Wonorejo Tergenang

4 Kecamatan di Demak Masih Terdampak Banjir, Balai Desa Wonorejo Tergenang

Regional
Anggota DPRD Seluma Bengkulu Demo Dewan Lainnya yang 'Malas'

Anggota DPRD Seluma Bengkulu Demo Dewan Lainnya yang "Malas"

Regional
Masuk Daerah Rentan Korupsi, KPK Minta Pemkot Semarang Perbaiki Sektor Barang dan Jasa

Masuk Daerah Rentan Korupsi, KPK Minta Pemkot Semarang Perbaiki Sektor Barang dan Jasa

Regional
Tilap Dana Desa Rp 592 Juta, Kades di Kuansing Riau Ditangkap

Tilap Dana Desa Rp 592 Juta, Kades di Kuansing Riau Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com