Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Kemacetan, Angkutan Barang Dilarang Melintas di Sumsel mulai H-7 hingga H+7

Kompas.com - 13/04/2023, 15:51 WIB
Aji YK Putra,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com- Seluruh mobil angkutan barang dilarang melintas saat H-7 hingga H+7 lebaran untuk mengurangi kemacetan ketika memasuki Sumatera Selatan.

Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Sumatera Selatan Kombes Pol M Pratama Adhyasastra mengatakan, pada waktu tersebut diperkirakan merupakan puncak arus mudik, sehingga kendaraan barang yang diizinkan melintas hanya pengangkut bahan bakar dan kebutuhan pokok.

“Selain itu, truk komoditas lain dilarang melintas,” kata Pratama, Kamis (13/4/2023).

Baca juga: Tol Cisumdawu Urai Arus Mudik Lebaran 2023, Gratis tapi Waspada Kabut

Menurut Pratama, mereka telah menyiapkan beberapa jalur alternatif untuk rekayasa lalu lintas mengantisipasi kemacetan.

Sementara, kawasan rawan macet terpanjang diperkirakan berada di Betung hingga Sungai Lilin. Lokasi tersebut sulit diurai karena tidak memiliki jalur alternatif. Selain itu, banyaknya pasar tumpah menjadi salah satu penyebab kemacetan.

“Yang paling mungkin membatasi kegiatan pasar tumpah,” ujarnya.

Polda Sumsel mencatat ada 48 titik rawan kemacetan dan 44 titik rawan kecelakaan yang tersebar di 17 kabupaten dan kota di Sumatera Selatan.

Lokasi yang paling sering terjadi kemacetan berada di jalur lintas timur yang disebabkan adanya jalan rusak dan jalan sempit akibat meningkatnya volume kendaraan.

Baca juga: Pelabuhan Tanjung Kalian Diprediksi Jadi Titik Macet Saat Arus Mudik, Pernah Antre 30 Jam

Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Albertus Rachmad Wibowo menjelaskan, pada tahun lalu kemacetan terparah terjadi di Kawasan Betung, Kabupaten Banyuasin dan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin menuju ke arah Jambi hingga membuat kendaraan tidak bergerak selama 10 jam.

"Tidak ada jalan alternatif yang lain sehingga titik ini memang sangat rawan kemacetan. Tapi saya minta tahun ini jangan lagi sampai terjadi,”ujarnya.

Jenderal bintang dua ini, meminta kepada jajarannya untuk segera mengambil tindakan cepat ketika terjadi kemacetan, sehingga penumpukan kendaraan para pemudik tidak terjadi hingga menyebabkan kemacetan berjam-jam.

“Selain kerawanan kemacetan, ada beberapa kerawanan lain yang harus diantisipasi seperti kerawanan kerumunan di daerah wisata, atau ancaman terorisme, kejahatan konvensional, kenaikan harga pangan, dan risiko lainnya," ungkap Rachmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Regional
Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com