SEMARANG, KOMPAS.com - Kota Semarang memiliki bangunan musholla atau langgar tua yang masih terjaga keasliannya, yaitu Mushala Al-Yahya yang terletak di Jalan Kampung Gandeka, Jagalan.
Bangunannya tampak kecil dan sederhana. Bercat warna putih, berada di tengah perkampungan warga yang padat.
Pasalnya, tempat ibadah umat Islam satu ini telah berdiri sejak 1815 silam. Meski demikian, bangunannya masih kokoh berdiri.
Hal tersebut dibuktikan dengan tembok tebal yang menopang atap berbentuk tajuk atau tumpang tiga, yang mencirikan bangunan khas Jawa. Tidak hanya itu, ada pula mustaka di atas atap tajuk.
Bangunan berukuran 4x6 meter ini dikelilingi oleh pintu dan jendela besar berwarna hijau yang terbuat dari kayu jati. Uniknya, lantai musholla juga berasal dari kayu jati yang kokoh.
Pengurus Mushala Al-Yahya, Sugito, menuturkan, bangunan ini merupakan peninggalan seorang saudagar kaya raya di Semarang, Tasripin namanya.
Dirinya menyebut, salah satu usaha Tasripin yaitu di bidang perdagangan kulit yang bermarkas di Kampung Gandeka.
"Dimana ada bangunan Pak Tasripin, pasti ada mushollanya. Dia punya pabrik kulit yang gudangnya terletak di kampug ini, ya didekat sini," jelas Sugito kepada Kompas.com, Rabu (12/4/2023).
Dulunya, Sugito menyebut, musholla ini bernama Langgar Al-Muttaqin, artinya tempat ibadah yang didirikan oleh orang-orang bertaqwa.
Baca juga: Polresta Bandung Beri Izin Sementara Gereja HKBP Gunakan Ruko untuk Tempat Ibadah
Seiring berjalannya waktu, lantas diubah namanya menjadi Musholla Al-Yahya, yang berarti Yang Maha Hidup. "Dengan nama itu berharap agar hidup kembali," ucap dia.
Lebih jelas Sugito mengatakan, seluruh bangunan musholla Al-Yahya belum pernah mengalami perbaikan, kecuali penambahan serambi masjid.
Tidak hanya itu, sejumlah pernak-pernik musholla, seperti kentongan, jendela, lukisan kaligrafi hingga tangga musholla juga masih terjaga keasliannya.
"Kalau lampu tidak. Dulu kan masih pakai petromax, yang pas mau maghrib dinyalain terus setelah isya dimatikan," ucap Sugito.
Disamping itu, Sugito menambahkan, selain sebagai tempat ibadah, Musholla Al-Yahya juga melakukan tradisi selama bulan Ramadhan, seperti tarawih, tadarus, hingga ruwahan menjelang Ramadhan.
"Ya seperti rutinitas tempat ibadah pada umumnya," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.