Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cucunya Alami "Stunting", Nenek di Kota Kupang: Kami Tak Pernah Makan Daging, Tak Ada Uang untuk Beli

Kompas.com - 03/04/2023, 09:26 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Matahari belum sepenuhnya naik saat Daniati Kota Radja (55), menjaga dua cucunya MS (6) dan KS (3), Minggu (2/4/2023).

Mengenakan celana pendek, kaus berwarna hitam, dan tanpa alas kaki, Daniati duduk di kursi plastik berukuran kecil tanpa sandaran, sembari melihat dua cucunya berlari kecil ke luar rumah.

Daniati tinggal bersama sang suami Yakobus Sabneno (60) serta enam orang anaknya dan dua cucu, di rumah sempit berukuran 4x6 meter di pusat Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca juga: Kisah Ibu di Malang Penuhi Gizi Anak Kembarnya yang Alami Stunting, Berharap Bisa Tumbuh Normal

Rumah yang mereka tempati di Kelurahan Nunbaun Sabu, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), terlihat sangat sederhana.

Bangunannya berdinding kayu, beratap seng, dengan lantai semen. Hanya ada dua kamar tidur dan satu ruang tamu.

Pada ruangan tamu, hanya ada tiga kursi plastik berwarna merah, yang terlihat rusak dan nyaris tak bisa digunakan.

Termasuk dua tempat tidur yang hanya bisa digunakan empat orang saja. Terpaksa yang lainnya tidur di kamar tamu, dengan beralaskan tikar.

Baca juga: Perjuangan Nakes di Labuan Bajo Perangi Tengkes, Dilatih di Stunting Center dan Terjun Melawan Mitos

Bentuk rumah mereka saat ini jauh lebih layak dibandingkan sebelumnya, setelah pemerintah memberi bantuan rumah bagi warga miskin.

Keterbatasan ekonomi

Di keluarga itu, Daniati lah yang menjadi tulang punggung keluarga. Dia bekerja membantu menjualkan sayur milik kerabatnya dengan upah Rp 5.000 hingga Rp 10.000 per hari.

Sedangkan suaminya Yakobus, hingga saat ini belum mendapatkan pekerjaan.

Selain Daniati, putri pertama mereka Mariana Sabneno (30), juga ikut membantu perekonomian keluarga. Ia bekerja sebagai asisten rumah tangga.

Mariana membantu kedua orangtuanya, termasuk menghidupi dua anaknya MS (5) dan KS (3).

Mariana terpaksa menjadi orangtua tunggal karena pria yang menghamilinya tak mau bertanggung jawab.

Dengan penghasilan pas-pasan, kedua anaknya tak mendapat asupan gizi yang lengkap. Hingga akhirnya si bungsu KS dinyatakan dalam kategori anak stunting (kondisi gagal tumbuh pada anak balita).

"Dari dua orang cucu saya, yang bungsu ini KS yang kena stunting," ungkap Daniati Kota Radja, saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Minggu.

Baca juga: Kisah Pasangan Muda di Surabaya, Awalnya Tak Sadar Buah Hatinya Stunting

Tak ada uang beli daging

Balita stunting di Kota Kupang. Balita stunting di Kota Kupang.

Daniati mengaku, penghasilannya dan anaknya hanya cukup untuk membeli beras dan sayur.

Itu pun kadang tidak cukup, sehingga mereka kerap meminta bantuan kerabat terdekat, termasuk majikan tempat Mariana bekerja.

"Setiap hari kami hanya makan nasi dengan sayur. Daging kami tidak pernah makan, karena tidak ada uang untuk beli," ujar Daniati dengan mimik sedih.

Kondisi yang serba sulit itu, sedikit terbantu, setelah keluarga mereka mendapat bantuan dari pemerintah melalui Program Keluarga Harapan (PKH) yaitu keluarga miskin yang mendapat bantuan sosial.

Baca juga: Program Ayah Bunda Stunting, Komitmen Pemkab Nunukan untuk Mengatasi Angka Kasus Stunting di Perbatasan RI–Malaysia

Melalui PKH, setiap tiga bulan mereka mendapat uang sebanyak Rp 1,6 juta.

Uang sebanyak itu digunakan untuk keperluan makan minum dan juga biaya sekolah anaknya yang lain.

Selain itu, dari pihak Kelurahan dan masyarakat setempat bersama petugas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Alak memberi perhatian khusus kepada anak stunting. Tujuannya untuk perbaikan gizi.

Balita KS (3) mendapatkan bantuan makanan tambahan berupa setengah rak telur, satu bungkus biskuit, dan satu susu formula yang diterima setiap hari Rabu.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Penjelasan DPRD Kota Serang soal Anggaran Baju Dinas Rp 360 Juta

Penjelasan DPRD Kota Serang soal Anggaran Baju Dinas Rp 360 Juta

Regional
Kabupaten Natuna Berstatus Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Kabupaten Natuna Berstatus Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Regional
Ayah dan Anak Nekat Curi Solar Milik PLN di Tapal Batas Sota Merauke

Ayah dan Anak Nekat Curi Solar Milik PLN di Tapal Batas Sota Merauke

Regional
Laporkan Pacar Anaknya atas Kasus Pencabulan, Ayah Korban Ternyata Ikut Memerkosa

Laporkan Pacar Anaknya atas Kasus Pencabulan, Ayah Korban Ternyata Ikut Memerkosa

Regional
Ditagih Belanjaan Sembako Rp 45 Juta, IRT Pelaku Penipuan Maki Korban

Ditagih Belanjaan Sembako Rp 45 Juta, IRT Pelaku Penipuan Maki Korban

Regional
Penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado Diperpanjang, Abu Vulkanik Gunung Ruang Ganggu Penerbangan

Penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado Diperpanjang, Abu Vulkanik Gunung Ruang Ganggu Penerbangan

Regional
Hujan Disertai Angin di Semarang, Puluhan Rumah Roboh dan Pohon Tumbang

Hujan Disertai Angin di Semarang, Puluhan Rumah Roboh dan Pohon Tumbang

Regional
Sambut HUT Ke-76 Provinsi Sumut, Pj Gubernur Hassanudin: Momen Ini Jadi Ajang Evaluasi dan Introspeksi

Sambut HUT Ke-76 Provinsi Sumut, Pj Gubernur Hassanudin: Momen Ini Jadi Ajang Evaluasi dan Introspeksi

Regional
Korban Banjir di Lebong Bengkulu Butuhkan Air Bersih dan Pangan

Korban Banjir di Lebong Bengkulu Butuhkan Air Bersih dan Pangan

Regional
Terjerat Kasus Fidusia, Seorang PNS di Salatiga Ditangkap Polisi

Terjerat Kasus Fidusia, Seorang PNS di Salatiga Ditangkap Polisi

Regional
Kakek yang Hilang di Pantai Rogan Flores Timur Ditemukan Meninggal Dunia

Kakek yang Hilang di Pantai Rogan Flores Timur Ditemukan Meninggal Dunia

Regional
Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Regional
Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Regional
Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Regional
Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com