BINTAN, KOMPAS.com - FD (16) seorang pelajar di Desa Sebong Lagoi, Kemcamatan Telok Sebong, Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) ditemukan tewas tenggelam di dalam lumpur.
Diduga, pelajar tersebut tidak bisa berenang dan kaget karena saat terjun ke sungai, korban malah mendapati lumpur yang cukup tebal, hingga akhirnya menenggelamkan korban.
Kasat Polairud Polres Bintan, Iptu Sarianto membenarkan atas pristiwa tersebut dan mengaku saat ini jenazah sudah berhasil dievakuasi oleh Tim SAR, yang terdiri personel Polairud Polres Bintan dan Basarnas Tanjungpinang.
Baca juga: 2 Kepala Desa di Rote Ndao Tewas Tenggelam Usai Perahu Terbalik Diterjang Gelombang
"Jenazah sudah diserahkan kekeluarga korban," kata Sarianto kepada Kompas.com melalui telepon, Rabu (22/3/2023).
Dari hasil pemeriksaan, Surianto mengatakan, kejadian ini berawal saat korban bersama dua rekannya AT dan FB hendak pergi berenang ke laut.
Namun setibanya di laut, mereka mendapati air laut sedang surut, sehingga mereka memutuskan untuk bergeser ke Sungai Kecil yang ada di Desa Sebong Lagoi.
"Parahnya, tanpa mengecek lagi, korban langsung terjun ke Sungai Kecil, dan setelah terjun korban malah tak muncul ke permukaan," terang Surianto.
Melihat korban tidak kunjung timbul ke permukaan, FB kemudian berinisiatif untuk menyelamatkan FD
"Namun tidak lama berada di Sungai, FB malah melambaikan tangan kepada AT untuk meminta tolong, dan akhirnya AT turun ke sungai dan menyelamatkan FB," jelas Surianto.
Baca juga: Mandi di Air Terjun Gampong, 2 Pelajar SMK di Aceh Barat Tewas Tenggelam
Usai menyelamatkan FB, kemudian AT kembali turun ke sungai untuk menolong FD. Tidak saja FB, AT juga mengaku menyerah dan memutuskan untuk naik ke darat.
"Setibanya di darat, AT dan FB langsung mencari warga sekitar untuk meminta pertolongan, namun nyawa FD tak tertolong lagi, saat berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan dan masyarakat, FD sudah dalam kondisi tidak bernyawa lagi," terang Surianto.
Lebih jauh Surianto mengatakan, dasar Sungai Kecil memiliki lumpur yang tebal. Sehingga saat tenggelam di dalam lumpur, kita tidak akan bisa menggerakan badan.
"Jadi, korban itu tenggelam di lumpur, dan karena tidak bisa berenang, sehingga korban tewas lemas dan akhirnya meninggal dunia," papar Surianto.
"Atas kejadian ini, pihak desa akan memasang spanduk larangan tidak boleh berenang di wilayah Sungai Kecil, karena terdapat lumpur yang sangat tebal," tambah Surianto mengakhiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.