Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyaksikan Tradisi Perang Api Sambut Hari Raya Nyepi di Mataram

Kompas.com - 21/03/2023, 22:29 WIB
Idham Khalid,
Krisiandi

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Perang api menyambut Hari Raya Nyepi di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat selalu menjadi perhatian warga, Selasa (21/3/2023)

Tradisi perang api tersebut melibatkan warga dua kampung di Kelurahan Mayura, Kecamatan Cakranegara, yakni Kampung Negare Sake, dan Sweta.

Warga di kedua kampung berperang api menggunakan gobok atau ikatan daun kelapa yang sudah kering dan dibakar. Kedua kubu saling memukulkan senjatanya tersebut

Baca juga: Hari Raya Nyepi Bertepatan dengan Awal Ramadhan, Warga Muslim Buleleng Dipersilakan Tarawih dengan Berjalan Kaki

Perang tersebut digelar setahun sekali menjelang Hari Raya Nyepi. Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara turut melihat tradisi perang api ini.

"Pada intinya, perang api ini sudah dilaksanakan ratusan tahun turun temurun, dari nenek moyang kami," kata tokoh masyarakat Kelurahan Maura Komang Kertayasa.

Menurut Kertayasa, perang api hanya berlangsung beberapa jam. Setelah perang selesai, kedua kampung kembali berdamai dan saling berpelukan.

Menurut Komang, makna dari tradisi perang api ini adalah untuk mengusir penyakit atau bahaya agar menjauh dari kampung halaman mereka.

"Dan setelah perang api ini terjadi, tidak pernah terjadi perselisihan atau salah paham, intinya untuk mengusir Bhuta Kala, atau supaya kita tidak dikenakan penyakit," kata Kertayasa.

Perayaan perang api tersebut, menurutnya harus terus dilestarikan, karena hal tersebut peninggalan nenek moyang untuk mengusir bahaya di kampung tersebut.

Baca juga: Penumpang di Bandara Juanda Naik 6 Persen Jelang Ramadhan dan Hari Raya Nyepi

"Perang api ini tidak bisa dihentikan, karena waktu Covid-19 kita juga lakukan perang api dan terbukti corona hilang. Dan mudah-mudahan penyakit yang lain juga bisa hilang dengan perang api ini," kata Kertayasa.

Disampaikan Kertayasa, warga yang luka akibat perang tersebut mengobati dirinya sendiri.

"Kan perang ini sering diadakan, kalau ada yang luka, masyarakat nantinya yang akan ngobati diri sendiri. Tapi setelah itu tidak ada lagi permusuhan," kata Kertayasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Daging Sapi di Pasar Kebumen Naik Jelang Idul Fitri

Harga Daging Sapi di Pasar Kebumen Naik Jelang Idul Fitri

Regional
Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Regional
Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Regional
Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Regional
Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Regional
Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Regional
Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Regional
SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

Regional
Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Regional
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Regional
Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Regional
Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Regional
Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Regional
Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Regional
Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com